Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) optimistis kinerja produksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) dan tandan buah segar (TBS) perseroan pada tahun 2023 masih sesuai target.
Head of Investor Relation Sampoerna Agro, Stefanus Darmagiri menyampaikan, kinerja produksi CPO SGRO di tahun 2023 bisa tumbuh 1%-2% dari produksi tahun lalu.
Namun, SGRO masih belum dapat menyampaikan berapa jumlah produksi di kuartal IV 2023 dan secara keseluruhan di tahun 2023.
“Untuk produksi TBS dan CPO SGRO di tahun 2023 akan disampaikan data tersebut pada saat rilis kinerja 2023,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (2/1).
Meskipun begitu, SGRO optimistis bisa mempertahankan produksi sesuai dengan target tahun 2023.
Baca Juga: Rekomendasi Saham PYFA, HMSP, BBNI & BRPT Saat IHSG Hari Ini Berpotensi Melemah
“Namun, dengan kondisi pada saat ini, produksi CPO nasional pada tahun 2023 diharapkan tidak sebaik jika dibandingkan dengan produksi CPO nasional tahun 2022,” ungkapnya.
Untuk target modal belanja alias capital expenditure (capex) dan produksi 2024, SGRO juga belum bisa menyampaikan karena masih dalam tahap finalisasi budget.
Namun, sebagai gambaran, SGRO menganggarkan capex sebesar Rp 500 miliar – Rp 700 miliar di tahun 2023.
Sampai akhir September 2023, SGRO telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp377 miliar.
“Sekitar 45% dari belanja modal untuk pengembangan perkebunan dan sisanya untuk pemeliharaan aset tetap seperti bangunan, infrastruktur dan mesin,” tuturnya.
Baca Juga: Cukai Rokok Naik, Diantara Saham Emiten Rokok, Mana yang Menarik?
Stefanus mengungkapkan, proyeksi pertumbuhan laba dan pendapatan pada 2024 sangat dipengaruhi oleh harga jual CPO yang sangat bergantung pada mekanisme pasar dan fluktuatif harga.
Pada tahun 2024, SGRO juga masih fokus untuk peningkatan kinerja operasional dengan melanjutkan program intensifikasi yang telah berjalan pada tahun-tahun sebelumnya.
“Kami masih melanjutkan program intensifikasi melalui mekanisasi, water management system, dan peningkatan infrastruktur, serta digitalisasi untuk meningkatkan monitoring, efektifitas produksi, dan efisiensi kerja di kebun,” paparnya.
Baca Juga: Simak Sektor Industri yang Akan Melahap Cuan di Tahun Naga Kayu
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan trading buy untuk SGRO dengan target harga Rp 2.020 - Rp 2.040 per saham.
Sementara, Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project William Hartanto belum memberikan rekomendasi untuk SGRO. “SGRO masih wait and see,” ujarnya kepada Kontan, Selasa (2/1).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News