Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Founder dan CEO Finvesol Consulting Fendi Susiyanto turut memperkirakan pekan pendek ini akan membuat pelaku pasar wait and see. "Pasar masih sepi, investor lebih menunggu sampai kemudian ada informasi-informasi baru," ungkap Fendi.
Apalagi, sentimen global masih dalam posisi yang cenderung menekan, terutama soal arah suku bunga acuan The Fed. Outlook harga komoditas juga belum bisa diandalkan sebagai penggerak pasar saham. Hal ini dapat mempengaruhi minat investor dalam melakukan perdagangan.
Baca Juga: IHSG Turun 0,88% Sepekan, Ini Top Gainers & Losers Serta Net Buy & Sell Terbesar
Dus, Fendi memprediksi hingga akhir semester pertama ini IHSG masih belum bisa keluar dari area konsolidasi yang terbentuk sejak April lalu. IHSG berkutat pada support 6.500 dan resistance di level 7.000, dengan resistance minor di area 6.850.
Kondisi ini berpotensi membuat IHSG masih terkonsolidasi pada awal semester kedua 2023. "Masih cenderung konsolidasi, potensi resistance 7.000 cukup berat tertembus pada kuartal ketiga," imbuh Fendi.
Associate Director Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, justru melihat sisi positif dari libur panjang bursa pekan ini. Di tengah berbagai katalis yang membayangi, pekan pendek ini dapat memberikan jeda supaya pasar tidak terlalu penuh dengan tekanan.
Menutup semester pertama, IHSG berpotensi melemah namun dengan rentang yang terbatas pada level 6.600 - 6.666.
"Wait and see mungkin menjadi pilihan sementara waktu. Namun tidak menutup kemungkinan kesempatan akan datang, khususnya bagi saham-saham yang terkoreksi tapi punya fundamental dan potensi valuasi," ujar Nico.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,88% dalam Sepekan, Begini Prediksinya untuk Pekan Depan
Saran Nico, perhatikan saham di sektor infrastruktur, keuangan, teknologi, serta transportasi & logistik. Research Analyst Reliance Sekuritas, Lukman Hakim menimpali, IHSG pekan ini akan cenderung konsolidasi dengan rentang support - resistance di area 6.600 - 6.670.
Pada pekan pendek ini, Lukman menjagokan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Ratih juga merekomendasikan saham MDKA dengan target harga pada resistance Rp 3.350. Selain MDKA, Ratih menyarankan buy saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dengan target harga masing-masing di Rp 1.750 dan Rp 1.780 per lembar saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News