Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, Dileep menilai naiknya saham BUMI terangkat sentimen ekspektasi positif dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) tanggal 16 September mendatang.
Saat ini, Dileep menilai harga saham BUMI masih undervalued. Setelah BUMI memperoleh status IUPK dan seiring dengan peningkatan pasar dan harga batubara, Dileep optimis BUMI dapat mempercepat proses pembayaran utang serta mengoptimalkan struktur permodalan. Sehingga, hal ini akan meningkatkan dan menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan.
Baca Juga: Indosterling Technomedia (TECH) sudah serap 75%-80% dana IPO
Secara keseluruhan, Dileep menilai prospek BUMI dalam jangka menengah masih cukup menarik dan prospektif. Hal ini terlihat dari upaya BUMI untuk menstabilkan produksi batubara pada kisaran 100 juta ton per tahun, menurunkan pos biaya, hingga kemampuan untuk merencanakan investasi masa depan termasuk proyek gasifikasi batubara dan potensi pembangunan pembangkit listrik di anak usahanya, Kaltim Prima Coal (KPC)
BUMI juga tengah berupaya mengkatalisasi output yang lebih tinggi dari lini usaha kontraktor pertambangan lewat PT Darma Henwa Tbk. (DEWA).
Selanjutnya: Steady Safe (SAFE) mengerek utilisasi di semester kedua
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News