kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sahamnya bangkit dari zona gocap, ini kata Bumi Resources (BUMI)


Sabtu, 05 September 2020 / 05:45 WIB
Sahamnya bangkit dari zona gocap, ini kata Bumi Resources (BUMI)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berhasil bangkit dari zona gocap (Rp 50) pada penutupan perdagangan pekan pertama September 2020. Saham emiten pertambangan batubara ini ditutup pada level Rp 51, melemah 1,92% dari harga penutupan Kamis (3/9) di level Rp 52.

Hari ini pun, pergerakan saham emiten Grup Bakrie tersebut cukup fluktuatif. Saham BUMI sempat melesat ke level Rp 54, sempat pula kembali mengendap ke level Rp 50, sebelum akhirnya ditutup pada level Rp 51.

Ini merupakan pertama kalinya saham BUMI beranjak dari zona gocap sejak perdagangan 19 Februari 2020. Sejak saat itu, saham BUMI anteng di level Rp 50. Apa kata manajemen BUMI terkait kenaikan saham ini?

Baca Juga: Dalam sepekan, tiga saham Grup Bakrie ini bangkit dari level gocap

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengaku turut memperhatikan pergerakan saham BUMI setelah sekian lama tertidur di zona gocap. 

Menurut Dileep, kenaikan saham BUMI bisa jadi merupakan imbas dari sejumlah spekulasi  dan kabar positif di Grup BUMI, salah satunya adalah prospek tambang emas yang dihasilkan oleh anak usaha BUMI, yakni PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Selain itu, penguatan saham tambang batubara ini juga terdorong dari ekspektasi terhadap perubahan status  menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dari sebelumnya masih berupa Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).

Baca Juga: Rejuve Global akan tender offer saham publik Pyridam Farma (PYFA) di harga Rp 771

“Selain itu, kami masih mempertahankan panduan volume 85 juta ton lebih batubara di tahun anggaran 2020 meskipun ada pandemi dan kondisi sektor batubara yang lemah,” ujar Dileep kepada Kontan.co.id, Jumat (4/9).

Selain itu, Dileep menilai naiknya saham BUMI terangkat sentimen ekspektasi positif dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) tanggal 16 September mendatang.

Saat ini, Dileep menilai harga saham BUMI masih undervalued. Setelah BUMI memperoleh status IUPK dan seiring dengan peningkatan pasar dan harga batubara, Dileep optimis BUMI dapat mempercepat proses pembayaran utang serta mengoptimalkan struktur permodalan. Sehingga, hal ini akan meningkatkan dan menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan.

Baca Juga: Indosterling Technomedia (TECH) sudah serap 75%-80% dana IPO

Secara keseluruhan, Dileep menilai prospek BUMI dalam jangka menengah masih cukup menarik dan prospektif. Hal ini terlihat dari upaya BUMI untuk menstabilkan produksi batubara pada kisaran 100 juta ton per tahun,  menurunkan pos biaya, hingga kemampuan untuk merencanakan investasi masa depan termasuk proyek gasifikasi batubara dan potensi pembangunan pembangkit listrik di anak usahanya, Kaltim Prima Coal (KPC)

BUMI juga tengah berupaya mengkatalisasi output yang lebih tinggi dari lini usaha kontraktor pertambangan lewat  PT Darma Henwa Tbk. (DEWA). 

Selanjutnya: Steady Safe (SAFE) mengerek utilisasi di semester kedua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×