kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham-saham gocap ini punya Altman Z-Score negatif, apa artinya?


Rabu, 12 Agustus 2020 / 07:29 WIB
Saham-saham gocap ini punya Altman Z-Score negatif, apa artinya?


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Penutupan perdagangan Selasa (11/8), ada sekitar 99 saham yang masih mengendap di zona Rp 50 (gocap). Penghuni grup ini diisi oleh beragam emiten, mulai dari sektor perbankan, pertambangan, hingga property.

Mengutip data Bloomberg, dari 99 saham tersebut, sebanyak 31 saham di antaranya memiliki Altman Z-Score yang minus (negatif). Altman Z-Score sendiri merupakan metode untuk mengestimasi potensi kebangkrutan suatu perusahaan.

Semakin kecil angka yang diperoleh, maka potensi suatu perusahaan untuk mengalami kebangkrutan akan semakin besar. 

Salah satu emiten dengan Altman Z-Score minus adalah PT Sugih Energy Tbk (SUGI). Emiten yang bergerak di sektor energi tersebut memiliki Altman Z-Score senilai -0,51.

Baca Juga: Kinerja emiten saham gocap ini diproyeksi akan membaik, mana saja?  

Meski demikian, Direktur Utama Sugih Energy David K. Wiranata belum mau bicara banyak mengenai ekspansi apa saja yang akan dilakukan SUGI tahun ini.

“Saya belum bisa jawab karena ini masih dalam pembahasan di BOD,” ujar David kepada Kontan.co.id, Selasa.

Hanya saja, David mengatakan saat ini SUGI sedang dalam tahap mem-follow up untuk rencana bisnis di bidang penyediaan gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) untuk pembangkit listrik.

David mengamini, saat ini SUGI juga sedang melakukan restrukturisasi internal termasuk pembenahan laporan keuangan perusahan.

Kontan.co.id mencatat, terakhir kali SUGI merilis laporan keuangannya adalah di kuartal III-2018 silam. Saat itu, SUGI  mengalami rugi bersih US$ 1,34 juta atau meningkat 55,5% (yoy). Akan tetapi, pendapatannya naik 219% (yoy) menjadi US$ 826.267.

Salah satu emiten pertambangan terbesar di tanah air, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga menjadi emiten dengan nilai Altman Z-Score negatif, yakni -0.963.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan,  tantangan saat ini yang dihadapi oleh pasar batubara adalah pandemi dan penurunan ekonomi global . Ditambah dengan konflik antara China dengan Amerika Serikat.

Akibatnya, sektor batubara ikut tertekan dan harga batubara turun tajam. ”Semoga menjelang musim dingin harga batubara dapat membaik  dan mengarah ke margin yang lebih tinggi, yang pada akhirnya memungkinkan BUMI untuk mempercepat pembayaran utang,” ujar Dileep kepada Kontan.co.id, Selasa (11/8).

Saat ini, BUMI memiliki fokus untuk meningkatkan produksi dan penjualan. Catatan Kontan.co.id, BUMI masih tetap menargetkan produksi batubara di tahun ini di kisaran 85 juta ton—90 juta ton.

Baca Juga: Dengan melunasi utang, BUMI optimistis bisa keluar dari saham gocap

BUMI juga masih menunggu status perpanjangan kontrak PKP2B menjadi IUPK untuk entitas anaknya, yakni Arutmin dan KPC.  BUMI juga mendiversifikasi basis pendapatan non batubara ke komoditas logam (emas, seng) melalui entitas anak usaha, yakni PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS).

Untuk diketahui, BRMS juga menjadi salah satu emiten dengan nilai Altman Z-Score negatif, yakni -1,08. Selain itu, ada pula entitas grup Bakrie lainnya yang memiliki nilai Altman Z-score minus, yakni PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dengan nilai -85,84.

Induk usaha grup Bakrie, yakni Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) juga memiliki nilai Altman z-score negative, yakni -1,54.

PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) juga memiliki nilai altman z-score yang negative, yakni -0,344.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×