Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa reksadana indeks mengikuti lesunya kinerja indeks acuan di awal tahun ini. BNP Paribas Asset Management (AM) melihat, utamanya koreksi indeks terbebani saham-saham perbankan dan telekomunikasi.
Head of Equity PT BNP Paribas AM, Amica Darmawan mengatakan, performa reksadana indeks terseret oleh koreksi indeks acuannya. Misalnya koreksi pada indeks Sri Kehati telah berpengaruh pada lesunya kinerja produk-produk reksadana terkait.
Amica menuturkan, BNP Paribas AM dalam mengelola reksadana indeks mengikuti indeks acuannya karena fokus untuk mengurangi tracking error yakni selisih antara kinerja reksadana dengan indeks acuan. BNP Paribas AM sendiri memiliki produk unggulan reksadana indeks seperti BNP Paribas Sri Kehati dan BNP Paribas IDX Growth30.
Berdasarkan Fund Fact Sheet (FFS) per 30 April 2024, kinerja BNP Paribas Sri Kehati mengalami koreksi return sekitar 3,40% YtD mengikuti koreksi indeks Sri Kehati sebesar 5,21% YtD. Beberapa efek terbesar produk BNP Paribas Sri Kehati di antaranya BBCA, BMRI, BBRI, TLKM dan BBNI.
Baca Juga: Manajer Investasi Yakin Kinerja Reksadana Indeks Berbalik Positif pada Semester II
Sementara, BNP Paribas IDX Growth30 terkoreksi sekitar 1,58% YtD mengikuti koreksi IDX Growth30 sekitar 2,86% YtD. Beberapa efek terbesar produk BNP Paribas IDX Growth30 tersebut di antaranya BBCA, BMRI, BBRI, TLKM dan AMRT.
Menurut Amica, koreksi indeks tersebut dipengaruhi oleh bobot sektor perbankan dan telekomunikasi. Hal itu karena sektor perbankan dan telekomunikasi merupakan sektor yang banyak dimiliki oleh asing.
“Sehingga, ketika volatilitas rupiah tinggi dan pada awal tahun tingkat valuasi sudah di atas rata-rata historis, maka investor asing memiliki kecenderungan untuk melakukan aksi profit taking,” jelas Amica kepada Kontan.co.id, Jumat (24/5).
Walaupun demikian, produk reksadana indeks kelolaan BNP Paribas AM masih menjadi pemimpin di kelas aset indeks. Per 30 April 2024, BNP Paribas Sri Kehati merupakan produk dengan dana kelolaan (AUM) terbesar Rp 3,24 triliun.
Selain itu, Amica menilai, saat ini saham-saham berkapitalisasi besar yang telah terkoreksi dalam sudah berada di harga yang menarik untuk mulai diakumulasi untuk jangka menengah dan panjang.
Meskipun sektor perbankan belum banyak menunjukkan perbaikan, BNP Paribas AM berpendapat bahwa keadaan domestik ekonomi di semester kedua akan lebih baik karena ekspektasi produktivitas yang meningkat disertai minimnya hari libur.
Selain itu, apabila volatilitas rupiah dapat berkurang dan lebih stabil, maka investor asing akan melirik kembali pasar modal Indonesia.
Baca Juga: Kondisi Pasar Volatil, Simak Strategi dan Portofolio Saham MI Peracik Reksadana
Amica berujar, investor yang ingin mengambil momentum pemulihan tersebut bisa mempertimbangkan Reksa Dana Indeks BNP Paribas SRI Kehati yang mengedepankan pertumbuhan berkelanjutan. Serta, BNP Paribas IDX30 Growth yang fokus pada sektor dan saham yang memiliki pertumbuhan profit tinggi pada periode tersebut.
Investor juga bisa mencermati reksadana indeks ESG yang secara historis memiliki volatilitas lebih rendah dari indeks non-ESG. Adapun reksadana indeks ESG kelolaan BNP Paribas AM di antaranya BNP Paribas Indonesia ESG Equity.
“Penambahan filter ESG dalam pemilihan saham akan membantu investor mengelola risiko lebih ketat, sehingga menghasilkan risk adjusted return yang lebih baik. Inilah yang membuat indeks berbasis ESG menarik,” pungkas Amica.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News