Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja indeks saham yang kerap kali menjadi acuan reksadana indeks terlihat negatif di awal tahun 2024. Per Kamis (25/1), LQ45 tercatat turun 1,11% year to date (ytd), IDX30 merosot 1,70%, dan SRI-KEHATI minus 0,43%.
Meksipun begitu, untuk sepanjang tahun 2024, indeks-indeks tersebut diprediksi masih akan mencatatkan kinerja positif. Direktur Investasi BNI Asset Management (BNI-AM) Putut Endro Andanawarih menilai, penurunan suku bunga global tahun ini akan mendorong performa pasar saham.
Investor akan cenderung lebih agresif pada kondisi suku bunga yang rendah. Dengan begitu, pasar saham akan kembali menjadi pilihan instrumen investasi yang menarik.
Selain itu, penurunan suku bunga global dapat berdampak positif bagi mata uang rupiah. Hal ini berpotensi menarik arus dana masuk investor asing ke dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Baca Juga: Reksadana Indeks Dianggap Masih Prospektif pada 2024, Simak Sentimennya
"Dari segi performa per sektor, kami memperkirakan sektor yang sensitif terhadap suku bunga, perbankan, telekomunikasi, dan konsumer masih akan mendorong kinerja positif pada indeks," tutur Putut saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (26/1).
Menurutnya, reksadana indeks masih tetap menjadi opsi yang cocok untuk investor dengan horizon investasi jangka panjang. Pasalnya produk ini memberi investor exposure ke pasar saham tanpa ada resiko aktif tambahan karena reksadana indeks mengikuti kinerja dari indeks acuannya.
Pada tahun 2023, kinerja reksadana indeks yang dikelola BNI-AM mencatatkan return yang positif, kecuali BNI-AM IDX Sharia Growth karena tidak memiliki sektor perbankan. "Namun semua kinerja reksadana indeks BNI-AM outperformed terhadap indeks acuannya," ucap Putut.
Sebagai contoh, BNI-AM Indeks IDX High Dividend 20 Kelas I1 menorehkan return sebesar 10,07% dan BNI-AM Indeks IDX Growth30 Kelas I2 sebesar 6,83% sepanjang tahun 2023. Sementara itu, IDX High Dividend 20 dan IDX Growth30 yang menjadi indeks acuannya masing-masing hanya mencatatkan return 3,37% dan 1,45%.
Putut memperkirakan, reksadana indeks BNI-AM berpotensi untuk tetap mencatatkan kinerja positif pada tahun 2024. Volatilitas pasar masih akan menjadi risiko seiring dengan berbagai risiko global.
Akan tetapi, BNI-AM yakin dapat menghasilkan kinerja yang baik sejalan dengan indeks yang menjadi benchmark produk tersebut. Caranya adalah dengan mengelola reksadana dengan seefisien mungkin, menjaga alokasi bobot reksadana semirip mungkin dengan alokasi pada indeks acuan, serta rebalancing untuk underlying di dalam portofolio setiap kuartal sesuai dengan indeks yang menjadi acuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News