Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
Hal ini sejalan dengan optimisme beberapa ekonom dan analis yang memprediksi bahwa ekonomi 2022 akan lebih baik dibanding 2021. Saham-saham yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi juga diyakini akan kembali digandrungi saat saham komoditas mulai melandai.
Bernada serupa, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi mengatakan, diversifikasi portofolio perlu dilakukan agar saat saham komoditas turun, saham lainnya dapat menopang portofolio investor. "Saham sektor perbankan dan barang konsumsi dapat menjadi pilihan karena investor asing banyak juga membeli di sektor ini," ucap Reza.
Untuk saham teknologi yang melesat tajam pada 2021, Reza kurang menyarankan karena saham-saham teknologi di bursa saham Amerika Serikat juga tengah anjlok. Jika ingin mempunyai saham yang berkaitan dengan teknologi, ia lebih menyarankan untuk melirik bank digital yang diyakini akan terkena efek positif pemulihan ekonomi.
Baca Juga: IHSG Merosot 0,86% ke 6.869, Saham Big Cap Ini Banyak Dilepas Asing
Roger juga mengimbau, saham-saham teknologi yang valuasinya sudah mahal sebaiknya dihindari dahulu. Sementara itu, yang valuasinya murah dan mempunyai pertumbuah double digit masih layak dilirik.
Portofolio investasi
Roger menyampaikan, ada perbedaan dalam menyusun portofolio investasi jangka pendek dan jangka panjang. Portofolio investasi jangka panjang lebih diarahkan kepada saham-saham berkapitalisasi besar ( big caps) dengan kinerja yang positif serta stabil dalam lima tahun terakhir. Pembelian bertahap termasuk dalam strategi berinvestasi jangka panjang.
Adapun porsi diversifikasi terhadap nilai total investasi bisa terdiri dari saham komoditas sebesar 20%, saham terkait pemulihan ekonomi ( cyclical) 50%, dan saham defensif 30%. Untuk sahamnya Mirae Asset Sekuritas masih merekomendasikan perbankan besar, seperti BBRI, BMRI, dan BBNI.
Sementara itu, untuk jangka pendek yang umumnya di bawah satu tahun, portofolio bisa diarahkan untuk saham-saham second liner. Dengan catatan, emiten tersebut memiliki kinerja baik atau didukung sentimen sektoral.
Saham-saham big caps yang harganya sudah mengalami koreksi cukup dalam juga bisa dimanfaatkan untuk jangka pendek. Untuk sahamnya, Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan ITMG, ADRO, AALI, dan SMDR .
Bernada serupa, Reza juga menilai, saham-saham komoditas di situasi saat ini dapat dimanfaatkan untuk investasi jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang, investor bisa mencermati saham-saham perbankan, seperti BMRI dan BBRI. Untuk porsinya, investasi jangka panjang dapat mencakup 60% dari total nilai portofolio, sementara jangka pendek 40%.
Baca Juga: Turun 0,86%, IHSG Diprediksi Lanjut Melemah pada Selasa (8/3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News