Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham di sektor barang konsumer non-primer atau consumer cyclical mengalami pelemahan sejak awal tahun.
Data Statistik Bursa per Senin (19/5) menunjukkan bahwa indeks sektor ini mencatatkan penurunan sebesar 11,09% secara year to date (ytd). Angka tersebut berbanding terbalik dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru tumbuh positif 0,86% ytd.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, mengungkapkan bahwa daya beli masyarakat yang masih lemah menjadi salah satu faktor utama yang menekan kinerja sektor barang konsumer non-primer. Terlebih sektor ini lebih banyak dihuni oleh emiten ritel.
"Penurunan kinerja ini yang membuat investor belum melirik sektor consumer cylical," kata Azis kepada Kontan, Senin (19/5).
Baca Juga: Emiten Konsumer Grup Salim Catat Kinerja Solid di Kuartal I, Cek Rekomendasi Analis
Secara tahun berjalan, saham PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) dan Mitra Adiperkasa Tbk (MAPA) mencatatkan penurunan signifikan, masing-masing sebesar 32,91% dan 35,05%.
Meski begitu, Azis menjelaskan bahwa pelemahan tersebut telah tercermin dalam harga saham atau priced in.
Khusus untuk ACES, valuasinya kini berada pada level undervalue di std-1, sehingga Kiwoom Sekuritas merekomendasikan buy saham ACES dengan target harga Rp 645.
Research Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas, Irsyady Hanief, menjelaskan bahwa pelemahan sektor konsumer siklikal dipicu oleh dinamika ekonomi yang mempengaruhi daya beli masyarakat serta perubahan pola konsumsi.
Menurut Irsyady, segmen kelas menengah yang selama ini menjadi pendorong utama belanja produk discretionary kini menghadapi tekanan. Konsumsi mereka beralih ke produk dengan nilai ekonomis lebih tinggi dan meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan dalam rumah. Kondisi ini menyebabkan penurunan permintaan pada produk non-esensial, terutama di segmen ritel fashion, gaya hidup, dan elektronik.
Di sisi lain, kelompok masyarakat berpenghasilan rendah mulai merasakan manfaat dari program pemerintah. Namun, belanja mereka masih terfokus pada kebutuhan pokok.
Dua saham seperti ACES dan MAPA yang berfokus pada ritel fashion, terdampak oleh melemahnya konsumsi kelas menengah atas yang mulai menahan pengeluaran untuk produk discretionary. Tekanan terhadap daya beli kelompok ini tercermin dari meningkatnya tren downtrading dan pergeseran preferensi konsumen ke produk yang lebih terjangkau.
Baca Juga: Emiten Sektor Konsumer dan Ritel Bakal Tertekan Imbas Turunnya Keyakinan Konsumen
Sementara itu, ACES yang sebelumnya dikenal stabil dalam penjualan produk rumah tangga dan perbaikan rumah, kini menghadapi stagnasi karena konsumsi untuk kebutuhan sekunder mulai tertunda.
Untuk investor jangka menengah-panjang, saat ini mulai muncul titik akumulasi selektif di sektor consumer cyclical, terutama untuk saham-saham dengan distribusi luas dan model bisnis defensif.
Namun, investor perlu tetap selektif dan berhati-hati terhadap saham-saham yang memiliki eksposur tinggi terhadap konsumsi discretionary kelas menengah atas, karena tekanan masih berlanjut. Perusahaan dengan inventory tinggi, margin sempit, atau ketergantungan terhadap ekspansi toko offline perlu dihindari sementara waktu.
"Strategi terbaik saat ini adalah mengakumulasi emiten dengan potensi pertumbuhan, penetrasi pasar luas, dan model bisnis adaptif," ujar Irsyady kepada Kontan, Senin (19/5).
Irsyady bilang, investor dapat mulai mempertimbangkan akumulasi selektif di sektor consumer cyclical, terutama pada saham dengan rekam jejak ekspansi ritel yang kuat dan kemampuan adaptasi terhadap tren konsumsi baru.
Baca Juga: Pendapatan Emiten Konsumer Manis pada 2024, Cek Prospeknya di Tahun 2025
Salah satu emiten yang menarik adalah MAPI. Meskipun terkoreksi, emiten ini memiliki portofolio merek internasional yang solid serta strategi digitalisasi yang solid. Secara teknikal, Irsyady rekomendasikan buy untuk MAPI dengan Entry Level Rp 1.300-Rp 1.325, target harga Rp 1.450-Rp 1.460 dan stop loss Rp 1.270-Rp 1.275 per saham.
Adapun Analis Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan melihat penurunan tajam di sektor ini memang mencerminkan kondisi daya beli masyarakat yang masih lemah. Di sisi lain, masuknya produk impor murah dari China juga memberi tekanan pada manufaktur domestik dan ritel nasional, yang akhirnya berdampak pada penurunan kinerja beberapa emiten besar.
Untuk saat ini, strategi investor lebih baik fokus pada selective buy, terutama di saham-saham unggulan yang memiliki fundamental lebih baik dan daya tahan yang kuat di tengah pelemahan daya beli.
"MAPI, ERAA, dan ACES bisa dipertimbangkan karena tergolong emiten utama di sektor ini," terang Ekky kepada Kontan, Senin (19/5).
Dengan IHSG yang sedang bullish, ada peluang teknikal rebound di saham-saham consumer cyclical, namun tetap perlu dipantau karena sektor ini sangat sensitif terhadap tren konsumsi dan kondisi makro.
Ekky menyarankan saham ERAA, MAPI dan ACES dengan target harga masing-masing Rp 600-Rp 620, Rp 1.730 dan Rp 1.710.
"Ketiganya bisa mulai dikoleksi secara bertahap, terutama jika terjadi koreksi jangka pendek. Namun tetap fokus pada manajemen risiko dan fundamental masing-masing emiten," tutup Ekky.
Selanjutnya: Cek Rekomendasi Saham TBS Energi Utama (TOBA) Usai Lepas Kepemilikan PLTU Sulbagut-1
Menarik Dibaca: Perluas Jaringan Distribusi Pemesanan Properti, OYO Luncurkan SuperAgent
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News