kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.714.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.430   54,00   0,33%
  • IDX 6.647   -17,63   -0,26%
  • KOMPAS100 942   -8,98   -0,94%
  • LQ45 738   -9,69   -1,30%
  • ISSI 209   1,77   0,85%
  • IDX30 384   -5,57   -1,43%
  • IDXHIDIV20 461   -6,31   -1,35%
  • IDX80 107   -1,15   -1,06%
  • IDXV30 110   -0,84   -0,76%
  • IDXQ30 126   -1,79   -1,40%

Cermati Pilihan Saham Kebal Tekanan saat IHSG Merosot dan Rekomendasi Analis


Selasa, 11 Februari 2025 / 17:01 WIB
Cermati Pilihan Saham Kebal Tekanan saat IHSG Merosot dan Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Papan digital perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (10/2/2025). Pada penutupan perdagangan Selasa (11/2), IHSG berada di posisi 6.531,99 atau melemah 1,75% dalam sehari.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah mengalami tekanan beberapa waktu belakangan. Tengok saja, pada penutupan perdagangan Selasa (11/2), IHSG berada di posisi 6.531,99 atau melemah 1,75% dalam sehari. Secara tahun berjalan, indeks ini terkoreksi 7,74%.

Nah, meskipun IHSG saat ini sedang loyo, peluang meraih cuan di pasar modal tetap terbuka. Salah satu strategi yang bisa diterapkan investor ialah mengalihkan portofolio ke saham-saham defensif atau yang kebal tekanan dari gejolak pasar.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan mengatakan masih ada beberapa emiten yang tetap bertahan dan bahkan menunjukkan ketahanan di tengah tekanan pasar.

Baca Juga: Harga Saham ANTM, BBRI, dan ASII Menghijau saat IHSG Anjlok pada Selasa (11/2).

Contoh saham defensif yang masih menarik di sektor konsumsi primer ialah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Sementara di sektor energi, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) masih terlihat bertahan dengan tren yang relatif kuat. 

Selain itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga masih berada dalam tren bullish, meskipun mayoritas saham perbankan mengalami tekanan.

Ekky menjelaskan saham dengan karakteristik defensif umumnya memiliki pendapatan stabil, permintaan produk atau jasa yang tidak terlalu terpengaruh oleh siklus ekonomi, serta dividend yield yang menarik. 

Tak hanya itu itu, saham defensif cenderung memiliki beta rendah, sehingga volatilitasnya lebih kecil dibandingkan dengan IHSG secara keseluruhan.

"Beta sendiri itu ukuran yang menunjukkan seberapa besar suatu saham bergerak relatif terhadap indeks. Jadi kalau beta di bawah satu, Maka pergerakannya cenderung lambat. Ini biasa disebut saham defensif, tidak terlalu pengaruh gejolak market," kata Ekky kepada Kontan, Selasa (11/).

Baca Juga: IHSG Anjlok 1,56% ke 6.544,2 di Akhir Sesi Pertama (11/2), Saham ISAT Ambles 13,8%

Bagi investor, keputusan untuk masuk sekarang atau menunggu ke saham defensif tergantung pada strategi investasi masing-masing. Jika memiliki orientasi jangka panjang, tekanan jual saat ini bisa menjadi peluang akumulasi bertahap di saham-saham dengan fundamental kuat dan valuasi menarik. 

Namun, bagi investor yang ingin menghindari risiko lebih lanjut, menunggu kepastian arah pergerakan pasar sebelum investasi bisa menjadi pilihan yang lebih konservatif.

Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah Budiman menjelaskan saham defensif normalnya merupakan saham yang memiliki laba bertumbuh secara stabil dan konsisten membayar dividen. 

Namun performa saham-saham yang tergolong dalam kategori ini juga mengalami pelemahan ketika IHSG berada di zona negatif seperti saham-saham consumer goods pada saat ini. 

"Salah satu saham defensif yang masih bertumbuh dan konsisten membagikan dividen, namun secara pergerakan harga sahamnya masih tergolong stabil adalah INDF," jelas Fath kepada Kontan, Selasa (11/2).

Baca Juga: BEI Suspensi Saham TIRA dan Buka Gembok MINA

Direktur PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus bilang umumnya saham defensif memiliki produk yang cenderung dibutuhkan masyarakat seperti konsumer dan kesehatan. Ciri lainnya ialah perusahaan yang memiliki kinerja yang stabil di segala kondisi ekonomi.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×