kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.122.000   32.000   1,53%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Saham Baru di FTSE Mulai Senin (22/9), Strategi Jangka Pendek atau Panjang?


Senin, 22 September 2025 / 02:59 WIB
Saham Baru di FTSE Mulai Senin (22/9), Strategi Jangka Pendek atau Panjang?
ILUSTRASI. Analis menilai, saham baru di indeks FTSE berpotensi mendorong likuiditas dan kenaikan harga saham, terutama pada periode awal perdagangan.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Senin (22/9/2025) menjadi hari pertama perdagangan saham-saham baru yang resmi masuk ke konstituen Financial Times Stock Exchange (FTSE) setelah proses kocok ulang (rebalancing) pada semi annual review September 2025.

Masuknya saham baru ke indeks FTSE biasanya memicu euforia pasar. Analis menilai, fenomena ini berpotensi mendorong likuiditas dan kenaikan harga saham, terutama pada periode awal perdagangan.

Sebagai catatan, FTSE Russell pada akhir Agustus lalu menetapkan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) masuk kategori emiten kapitalisasi besar (FTSE GEIS Large Cap Index). 

Selain itu, delapan saham lain ditambahkan ke kategori emiten mikro, yakni:

  • PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN)
  • PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI)
  • PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BHIT)
  • PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA)
  • PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)
  • PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA)
  • PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO)
  • PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ)

Baca Juga: Masyarakat China Kembali Melirik Pasar Saham

Analis Pilarmas Sekuritas, Arinda Izzaty, menilai masuknya saham ke indeks FTSE berpotensi menarik aliran dana asing, terutama dari manajer investasi global yang menjadikan indeks ini sebagai acuan portofolio.

“Akibatnya, ada potensi peningkatan likuiditas dan kenaikan harga saham dalam periode awal perdagangan,” ujarnya, Jumat (19/9).

Hal senada disampaikan Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta. Menurutnya, volume transaksi saham penghuni baru indeks FTSE berpeluang meningkat sehingga membuka ruang kenaikan harga.

Meski begitu, analis mengingatkan bahwa euforia ini biasanya hanya bersifat sementara. Setelah fase awal akumulasi, pergerakan harga akan kembali ditentukan oleh fundamental emiten dan sentimen sektor industrinya.

Arinda menegaskan, masuk ke indeks FTSE bukan jaminan kondisi fundamental perusahaan kuat. Sebab, indeks lebih menekankan aspek kapitalisasi pasar, likuiditas, dan kepatuhan free float, bukan semata kinerja keuangan.

Baca Juga: Prospek Emiten Unggas Dinilai Positif, Simak Rekomendasi Saham JPFA dan CPIN

“Investor institusi biasanya akan melepas saham jika tidak sesuai dengan parameter fundamental jangka panjang,” katanya.

Dari sisi strategi, Nafan menilai momentum masuknya dana asing bisa dimanfaatkan oleh investor jangka pendek.

“Potensi kenaikan harga saham akan menguntungkan investor yang masuk dengan strategi jangka pendek,” jelasnya, Sabtu (20/9).

Untuk jangka panjang, investor tetap disarankan selektif dengan mempertimbangkan prospek fundamental dan sektor usaha emiten.

Tonton: Asing Net Buy Jumbo Rp 2,87 Triliun, Cek Saham yang Banyak Diborong di Akhir Pekan

Adapun dari sisi rekomendasi, Nafan menyebut saham MIDI dengan target harga Rp 480 per saham. Sementara Arinda menambahkan bahwa MIDI dan ULTJ juga menarik untuk dipertimbangkan dengan target harga masing-masing Rp 468 dan Rp 1.350 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×