kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.044.000   9.000   0,44%
  • USD/IDR 16.451   12,00   0,07%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Indeks Manufaktur Kembali Ekspansif, Jadi Katalis Jangka Pendek Saham Manufaktur


Kamis, 04 September 2025 / 14:52 WIB
Indeks Manufaktur Kembali Ekspansif, Jadi Katalis Jangka Pendek Saham Manufaktur
ILUSTRASI. PMI manufaktur yang kembali ke level ekspansif berpotensi menjadi katalis positif bagi saham-saham sektor manufaktur dalam jangka pendek.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor manufaktur Indonesia menggeliat. Pada Agustus 2025, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur tercatat di level 51,5, meningkat dibandingkan 49,2 pada Juli.

Pencapaian tersebut juga menandai kembalinya industri manufaktur ke fase ekspansi setelah empat bulan sebelumnya terus berada di zona kontraksi.

Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menilai, PMI manufaktur yang kembali ke level ekspansif berpotensi menjadi katalis positif bagi saham-saham manufaktur dalam jangka pendek. Meski demikian, pasar tetap akan memperhatikan faktor global, seperti arah suku bunga The Fed dan pergerakan harga komoditas dunia.

"Kami mengira kembalinya PMI ke level ekspansif menjadi sinyal positif setelah sebelumnya terkontraksi. Ini memberi tanda bahwa aktivitas manufaktur mulai menunjukkan pemulihan, terutama di sektor otomotif, kesehatan dan consumer goods," kata Miftahul kepada Kontan, Rabu (3/9/2025).

Baca Juga: Japfa (JPFA) Klaim Program MBG Bawa Dampak Positif, Cek Rekomendasi Sahamnya

Menurutnya, emiten seperti PT Astra International Tbk (ASII) di sektor otomotif, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) di sektor kesehatan, serta PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) di consumer goods menjadi yang paling sensitif terhadap pemulihan permintaan. 

Miftahul merinci untuk industri otomotif, momentum penurunan suku bunga dan dukungan dari event seperti GIIAS masih bisa menopang penjualan, meski permintaan diperkirakan belum pulih sepenuhnya. 

Sementara itu, sektor kesehatan berpotensi didorong oleh konsumsi domestik yang relatif stabil. Adapun sektor consumer goods dinilai tetap defensif dengan peluang peningkatan permintaan menjelang akhir tahun.

Dihubungi terpisah, Equity Research Analyst OCBC Sekuritas Farrell Nathanael menyampaikan data PMI manufaktur berpotensi menjadi sentimen positif yang mendorong sektor otomotif. 

"Kami optimis prospek penjualan mobil akan tumbuh dalam jangka panjang. Ini didukung oleh tingkat kepemilikan mobil yang masih relatif rendah di Indonesia, seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita dan pemerataan kekayaan," jelas Farrel kepada Kontan, Rabu (3/9/2025).

Untuk sektor konsumen, Farrell juga masih optimistis karena akan diuntungkan dari berbagai stimulus pemerintah, sifat sektornya yang defensif dan prospek pertumbuhan yang berkelanjutan. 

Rekomendasi Saham

Farrel merekomendasikan saham ASII dengan target harga Rp 5.800 per saham.

Selain itu, ia juga menyarankan investor untuk mencermati saham KLBF dengan target harga Rp 1.650 per saham. Ini didasarkan pada prospek pertumbuhan yang kuat di segmen farmasi dan kesehatan konsumen, dukungan paket stimulus pemerintah pada paruh kedua tahun 2025, neraca keuangan yang solid dengan posisi net cash. Serta inovasi berkelanjutan dan kolaborasi strategis di bidang alat kesehatan dan obat-obatan biologis. 

Baca Juga: PANI Gelar Rights Issue Jumbo untuk Serok Saham CBDK, Simak Rekomendasi Sahamnya

Kemudian, Farrel juga merekomendasikan saham ICBP dengan target harga Rp 14.600 per saham, karena perusahaan ini diyakini mampu memberikan pertumbuhan yang berkelanjutan mengingat sifat produknya yang defensif dan kemampuan perusahaan untuk mengendalikan harga.

"Pertumbuhan ini akan didorong oleh peningkatan volume yang konsisten di seluruh segmen, ekspansi jaringan distribusi baik di dalam maupun luar negeri, serta kontrol biaya dan efisiensi operasional untuk menjaga margin keuntungan," kata Farrel.

Sementara, Kiwoom Sekuritas saat ini merekomendasikan hold atau trading buy saham ASII dengan target harga Rp 5.800 per saham dan AUTO pada level target harga Rp 2.600. per saham.

Selanjutnya: Menteri Ekonomi Kreatif Usul Anggaran Tahun 2026 Ditambah Jadi Rp 1,06 Triliun

Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Tergelincir dari Rekor All Time High, Ini Penyebabnya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×