kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham bank BUKU IV menarik dikoleksi untuk jangka panjang


Minggu, 22 Maret 2020 / 19:09 WIB
Saham bank BUKU IV menarik dikoleksi untuk jangka panjang
ILUSTRASI. Penurunan bunga belum dapat mengangkat saham perbankan karena investor fokus pada penanganan virus corona.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 4,5% pada Kamis (19/3). Langkah ini dilakukan untuk memitigasi perlambatan kredit sebagai dampak kian meluasnya penyebaran virus corona (Covid-19).

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, secara makro penurunan suku bunga ini baik untuk perbankan dalam penyaluran kredit dan mengurangi beban keuangan lantaran beban deposito langsung diturunkan. Tapi, pemangkasan suku bunga oleh bank sentral tak langsung berdampak terhadap penurunan bunga kredit yang diterbitkan oleh perbankan.

Akan tetapi, Wawan berpendapat, penurunan suku bunga ini belum cukup untuk menjadi sentimen positif bagi saham-saham perbankan karena fokus investor masih pada penyebaran virus corona. "Kondisi sekarang yang investor lihat bukan murni pada fundamental, tapi lebih sentimen Covid-19,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Minggu (22/3).

Baca Juga: Market cap LQ45 hangus Rp 1.712 triliun, ini 10 saham dengan porsi turun paling besar

Setelah penyebaran Covid-19 terkontrol, baru investor melihat dampak ekonomi dari adanya pandemik tersebut. Dia mengatakan, penurunan suku bunga ini bakal menguntungkan emiten perbankan big caps lantaran penyaluran kredit mereka terbilang paling besar.

Ke depannya, Wawan melihat prospek saham perbankan masih memiliki banyak tantangan sejalan dengan perlambatan ekonomi akibat penyebaran Covid-19. Dengan roda ekonomi yang melambat maka proyeksi non performing loan (NPL) alias kredit macet meningkat.

Meski begitu, perbankan juga sedikit diringankan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengeluarkan kebijakan relaksasi kredit sebagai respons atas Covid-19 ini. “Dengan adanya relaksasi ini, semoga setelah dampak Covid-19 ini teratasi, harapannya ekonomi kembali berputar dan perbankan akan oke. Tapi kalau jangka pendek NPL berpotensi naik,” ujar Wawan.

Baca Juga: Valuasi murah, investor bisa mulai cicil beli saham-saham yang dilepas asing ini

Wawan menambahkan, penurunan suku bunga ini baru berdampak untuk jangka panjang. Menurut Wawan, penurunan suku bunga ini masih terlalu kecil. BI masih berpotensi untuk menurunkan suku bunga lagi level 4%.

Selain stimulus dari OJK, pelaku pasar juga masih menanti rilis laporan keuangan kuartal pertama untuk melihat sejauh mana dampak dari Covid-19 ini.

Baca Juga: Bank Central Asia (BBCA) jadi saham yang paling banyak dijual asing sejak awal tahun

Wawan mengatakan, saham-saham perbankan Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) IV seperti Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menarik untuk dikoleksi dalam jangka waktu yang panjang yakni sekitar 10 tahun.

Sementara untuk jangka pendek, dia menyarankan pelaku pasar untuk wait and see lebih dulu lantaran kondisi masih diwarnai ketidakpastian. “Untuk jangka pendek bisa ke pasar uang dan jangka menengah, sekarang SUN sangat menarik,” pungkasnya.

Baca Juga: Gubernur Anies serukan penutupan kantor, BEI: selama BI buka, bursa tetap buka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×