kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Penerbitan Tiga SBN Ritel Hingga Akhir Tahun Diproyeksi Tetap Menarik Minat Investor


Minggu, 17 Agustus 2025 / 08:44 WIB
Penerbitan Tiga SBN Ritel Hingga Akhir Tahun Diproyeksi Tetap Menarik Minat Investor
ILUSTRASI. Pemerintah akan menawarkan tiga seri SBN ritel, yakni, sukuk negara ritel SR023, obligasi negara ritel ORI028, dan sukuk tabungan ST015. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah berencana menawarkan tiga seri lagi SBN ritel hingga akhir tahun. Yakni, sukuk negara ritel SR023, obligasi negara ritel ORI028, dan sukuk tabungan ST015. 

SR023 rencananya akan ditawarkan pada 22 Agustus – 12 September 2025, ORI028 pada 29 September – 23 Oktober 2025, dan ST015 pada 10 November – 3 Desember 2025. 

Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin percaya ketiga SBN ritel tersebut prospektif untuk menarik minat investasi, meski ditengah tren penurunan suku bunga. Terdapat tiga alasan utama yang melandasi optimisme tersebut.

Baca Juga: Meski Permintaan Melambat, SBN Ritel Masih Berpeluang Cetak ATH Tahun Ini

Pertama adalah suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan deposito. Secara historis, suku bunga SBN ritel lebih tinggi daripada deposito. 

“Ini tentu saja menarik minat untuk menabung masyarakat dengan mengalokasikan dana mereka ke SBN ritel daripada deposito,” ujar Ahmad kepada Kontan, Minggu (17/8).

Kedua, SBN ritel memiliki kelebihan lain dibandingkan dengan deposito, yakni kupon bulanan. Dengan membeli SBN ritel, investor bisa mendapatkan passive income bulanan.

Ketiga adalah kemudahan akses untuk membeli dan menjual. Investor ritel tidak hanya bisa membeli di mana saja dan kapan saja melalui smartphone mereka. 

“Tetapi, mereka juga bisa melihat harga SBN ritel mereka dan khususnya, Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Ritel (SR), mereka bisa menjual jika memang mereka berniat untuk mendapatkan capital gain – penurunan suku bunga akan mendorong harga obligasi mereka naik,” jelas Ahmad. 

Baca Juga: Penawaran Sukuk Ritel SR022 Sepi Peminat, Pasar Obligasi Ritel Crowding Out?

Secara khusus, SBN Syariah Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR023 akan ditawarkan pada 22 Agustus hingga 12 September 2025 di saat suku bunga masih relatif tinggi sebelum akhir tahun. Ahmad memproyeksikan, potensi imbal SR023 bisa menembus 6,15% - 6,25% untuk tenor 3 tahun atau SR023T3 dan 6,3-6,4% tenor 5 tahun atau SR023T5. 

Persentase tersebut tentu menarik bagi investor ritel karena lebih tinggi daripada bunga deposito bank-bank besar (saat ini di kisaran 2,5-3%). Ketika suku bunga turun, maka bunga deposito juga akan turun. Sementara itu, harga SR023 akan naik sering dengan penurunan suku bunga, yang mana menawarkan peluang capital gain jika investor ritel tidak ingin memegangnya hingga jatuh tempo. 

Memang, lanjut Ahmad, ada beberapa sisi risiko bagi penyerapan ketiga SBN ritel tersebut. Yakni substitusi dari surat utang pemerintah lainnya seperti seri FR dan seri PBS. Jika yield di pasar naik selama penawaran, maka seri FR dan PBS juga akan menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada kupon SBN ritel tersebut. 

“Ini tentu mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli karena baik FR dan PBS juga bisa dibeli dengan mudah seperti SBN ritel,” kata Ahmad.

Selanjutnya: Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Minggu (17/8) Antam, UBS dan GALERI 24 Kompak Turun

Menarik Dibaca: Kumpulan Resep Masakan Modal Rp 15.000-an, Cocok untuk Lauk Sehari-hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×