kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Begini Prediksi Arah Gerak IHSG Usai Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa


Minggu, 17 Agustus 2025 / 06:07 WIB
Begini Prediksi Arah Gerak IHSG Usai Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa
ILUSTRASI. IHSG terhenti dari reli rekor tertingginya (All Time High/ATH) dan berakhir melemah pada perdagangan Jumat (15/8/2025). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terhenti dari reli rekor tertingginya (All Time High/ATH) dan berakhir melemah pada perdagangan Jumat (15/8/2025). IHSG ditutup di zona merah, turun 0,41% atau anjlok 32,87 poin ke level 7.898,37. 

Sepanjang perdagangan Jumat (15/8/2025), IHSG sempat menembus level psikologis 8.000 dan menyentuh titik tertinggi di level 8.017,06.

Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai penguatan IHSG belakangan ini tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi fundamental pasar.

Baca Juga: IHSG Melejit 4,84% dalam Sepekan, Apa Penyokongnya?

Menurutnya, kenaikan indeks lebih banyak dipicu oleh kontribusi signifikan dari lima saham tertentu, yaitu PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT DCI Indonesia Tbk (DCII), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA).

Dus, Budi memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran 7.800, dengan peluang menguat hingga 7.900 menjelang akhir tahun.

Di samping itu, menanggapi dugaan adanya intervensi sejumlah pihak untuk mendorong IHSG menembus level 8.000 saat bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Budi memilih tidak memberikan komentar lebih jauh. 

“Silakan diinterpretasikan sendiri, karena saya pun tidak berani juga bilang ada pesanan, karena tidak punya bukti juga,” kata Budi kepada Kontan, Jumat (15/8).

Dihubungi terpisah, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo menilai masih ada peluang perbaikan kinerja di sejumlah sektor utama pada semester II-2025, mengingat valuasi beberapa sektor saat ini tergolong murah. 

Optimisme tersebut didorong oleh perbaikan kondisi makroekonomi, prospek peningkatan belanja pemerintah, serta likuiditas yang semakin membaik.

Sektor perbankan misalnya, diproyeksikan akan diuntungkan oleh membaiknya likuiditas, yang berpotensi meningkatkan margin. Lalu, sektor telekomunikasi berpeluang memiliki perbaikan pendapatan seiring membaiknya tingkat persaingan di industri.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,41% ke 7.898 pada Jumat (15/8/2025), INCO, BBTN, MAPA Top Losers LQ45

Terakhir, sektor consumer dan ritel diharapkan mendapat dorongan positif dari peningkatan belanja pemerintah yang akan memperkuat daya beli masyarakat, sehingga mendukung pemulihan penjualan emiten di sektor tersebut.

"Saat ini proyeksi IHSG untuk akhir tahun 2025 adalah 7.960. Indeks dapat di atas level ini jika perbaikan fundamental dapat terjadi di bulan-bulan mendatang," ucap Laksono kepada Kontan, Jumat (15/8).

Menanggapi arah IHSG pekan depan, Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menerangkan pihaknya tidak terlalu khawatir terhadap potensi pelemahan pasar, kecuali jika terjadi peristiwa besar selama long weekend ini, yang secara historis sering kali dipicu oleh faktor eksternal seperti isu terkait Donald Trump atau perkembangan di Amerika Serikat.

Di luar itu, Liza menilai pergerakan IHSG saat ini masih merupakan bentuk konsolidasi yang sehat. Ia juga mencatat adanya arus modal asing (capital inflow) yang mulai konsisten, tercermin dari capaian foreign net buy sepekan terakhir yang positif sekitar Rp 5 triliun

"Tentunya ini sesuatu yang sudah lama tidak terlihat dalam sekian purnama," ujar Liza kepada Kontan, Jumat (15/8).

Selain itu, Liza menuturkan masuknya sejumlah emiten Indonesia ke dalam indeks MSCI memberikan dorongan signifikan bagi pasar modal Tanah Air. Langkah ini, menurutnya, berpotensi memperbesar investment pool Indonesia sebagai negara yang layak investasi.

"Dana asing kembali masuk ke Indonesia seiring adanya perusahaan berkapitalisasi besar di dalam indeks. Memberikan ruang yang cukup untuk likuiditas," tambah Liza.

Liza menambahkan, strategi investor asing saat ini menyasar pembelian dari sektor perbankan, khususnya saham blue chip klasik yang selama ini tertinggal (laggard).

Saham-saham ini penting sebagai isi portofolio berskala besar karena berperan sebagai tulang punggung IHSG dan menjadi index mover utama.

Selanjutnya: Rekayasa Lalu Lintas, Kantong Parkir, dan Pesta Rakyat HUT ke-80 RI di Kawasan Monas

Menarik Dibaca: Yuk Cek Ramalan Zodiak Keuangan & Karier Hari Ini, Minggu 17 Agustus 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×