kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Saat Pasar Tak Pasti, Apakah Berburu Dividen Masih Jadi Strategi yang Tepat?


Minggu, 27 April 2025 / 20:43 WIB
Saat Pasar Tak Pasti, Apakah Berburu Dividen Masih Jadi Strategi yang Tepat?
ILUSTRASI. Dalam kondisi ekonomi yang bergejolak, investor masih memiliki peluang untuk mengantongi dividen dari sejumlah emiten. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam kondisi ekonomi yang bergejolak, investor masih memiliki peluang untuk mengantongi dividen dari sejumlah emiten yang akan memasuki jadwal cum date pada akhir April 2025. 

PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) misalnya, akan memberikan dividen sebesar Rp 1,19 triliun atau setara Rp 150 per saham, dengan cum date pada 29 April 2025 di pasar reguler dan pasar negosiasi. Selain itu, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) juga berencana membagikan dividen sebesar Rp 310 miliar atau Rp 116 per saham, dengan cum date pada 28 April 2025.

Di sisi lain, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) dijadwalkan memberikan dividen Rp 265,77 miliar atau Rp 34,5 per saham, sementara PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) akan menyalurkan dividen Rp 450 miliar atau Rp 47,24 per saham, keduanya dengan cum date pada 29 April 2025.

Baca Juga: Tren Pembayaran Dividen pada Kuartal I-2025 Menurun, Apa Sebabnya?

PT Petrosea Tbk (PTRO), di luar emiten lokal, akan membagikan dividen sebesar US$ 10 juta, sementara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) akan memberikan dividen US$ 2 juta, dengan cum date yang juga jatuh pada 29 April 2025. Menjelang akhir bulan, PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) diperkirakan akan membagikan dividen Rp 73,12 miliar atau Rp 13 per saham.

Tak ketinggalan, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) akan menyalurkan dividen sebesar Rp 202,35 miliar atau Rp 43 per saham, sementara PT Bank SMBC Indonesia Tbk (BTPN) akan memberikan dividen Rp 562,59 miliar atau Rp 52,84 per saham. Kedua perusahaan ini akan melakukan cum date pada 30 April 2025.

Analis Trimegah Sekuritas, Kharel Devin Fielim menilai kondisi ini ideal bagi investor yang mencari pendapatan pasif di tengah volatilitas pasar.

"Yield dividen yang besar menyebabkan penurunan harga saham setelah cum dividend. Meski demikian, kami tetap positif karena fundamental dan kinerja perusahaan yang terus tumbuh, menjadikan penurunan harga tersebut sebagai peluang beli yang menarik,” terang Kharel pada Kontan, (27/4).

Kharel merekomendasikan saham berfundamental kokoh seperti PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan target harga Rp 3.950, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp 3.300, PT Triputra Agro Persada (TAPG) dengan target harga Rp 1.190, PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 5.600, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan target harga Rp 29.000 untuk strategi berburu dividen saat ini. 

Baca Juga: Tren Penyaluran Dividen Awal Tahun Melemah, Ini Sebabnya

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus memaparkan bahwa investor harus mengenali profil mereka terlebih dahulu, apakah bertipe income seeker yang tahan volatilitas, atau oportunis yang mencari capital gain jangka pendek.

Untuk mereka yang income seeker, ia berpesan pada investor untuk fokus pada emiten yang memiliki rekam jejak laba stabil dan rasio pembayaran dividen yang konsisten. Sementara pada oportunis jangka pendek, ia menyarankan untuk bersabar karena capital gain mungkin tidak langsung tercapai setelah cum date.

“Idealnya, saham dividen yang dipilih menawarkan dividend yield minimal 5% agar layak dibandingkan dengan produk pendapatan tetap seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Surat Berharga Negara (SBN),” tegas Nico.

Ia menyarankan investor untuk tidak terjebak dividen kecil. Jika yield di bawah 5%, ia berpendapat bahwa lebih baik beralih ke instrumen lain. Dengan memahami karakter masing-masing saham dan memperhatikan yield, investor dapat mengoptimalkan strategi berburu dividen dengan lebih efektif.

Selanjutnya: PGN dan BRIN Panen Perdana 116 Ton Padi Biosalin di Semarang

Menarik Dibaca: Bank Mandiri Realisasikan KUR Rp 12,8 Triliun, Mayoritas ke Sektor Produktif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×