Reporter: Dimas Andi | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen emas, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) percaya diri dapat terus meningkatkan kinerjanya di tengah tren lonjakan harga emas. Salah satu upaya yang gencar dilakukan ARCI adalah melakukan kegiatan eksplorasi demi menemukan cadangan emas baru berkadar tinggi.
Pada 2024 lalu ARCI merealisasikan jumlah titik bor sebanyak 427 titik serta 75.807 meter pengeboran sebagai bagian dari kegiatan eksplorasi. Kegiatan ini difokuskan pada peningkatan cadangan atau sumber daya emas tambahan di wilayah konsesi ARCI, terutama dari wilayah Koridor Timur dan Barat.
Hasilnya, pada kuartal III-2024, ARCI menemukan adanya kandungan bijih emas kadar tinggi sebesar 60 gram/ton dengan ketebalan 36 meter (m) dari kedalaman 178 m sampai 241 m. Bijih emas ini teridentifikasi berada di bagian utara Koridor Timur.
Baca Juga: Gencar Eksplorasi, Archi Indonesia (ARCI) Temukan Potensi Cadangan Emas Kadar Tinggi
Direktur Utama Archi Indonesia Rudy Suhendra menyampaikan, hasil eksplorasi intersepsi emas yang didapat oleh ARCI lebih tinggi dibandingkan beberapa tambang emas lainnya.
Dikutip dari laporan Miner Deck bulan Oktober 2024, peringkat teratas penemuan intersepsi emas ditempati oleh Spartan Resources asal Australia yang menggarap proyek emas Dalgaranga. Kala itu, Spartan Resources menemukan bijih emas dengan kadar 39,2 g/t dengan kedalaman 27 m dan kedalaman sekitar 607 m.
“Grade emas kami hampir dua kali lipat lebih besar, lebih tebal, dan kedalamannya lebih dangkal. Potensi kami untuk kembangkan cadangan emas sangat terbuka lebar,” ujar Rudy dalam paparan publik, Kamis (19/6).
Dia menambahkan, penemuan ini pada dasarnya baru permulaan lantaran aktivitas eksplorasi ARCI masih terus berlanjut. Dari situ, ia menyatakan belum bisa menginformasikan potensi cadangan emas yang bisa diperoleh ARCI dari temuan di bagian utara Koridor Timur, termasuk potensi penambahan usia tambang perusahaan tersebut.
“Cadangan (emas) kami masih berkembang dan usia pertambangan kami juga terus berkembang,” imbuh dia.
Peluang penemuan cadangan emas juga cukup terbuka seiring dimulainya fase 1 penambangan bawah tanah oleh ARCI pada pit Kopra.
Manajemen sendiri juga telah mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 80 juta pada 2025. Sebagian besar capex tersebut ditujukan untuk kegiatan eksplorasi dan pengembangan tambang emas bawah tanah (underground) di Pit Kopra.
Selain itu, ARCI juga menyisihkan sebagian capex untuk mengembangkan bisnis panas bumi melalui PT Toka Tindung Geothermal (TTG).
Baca Juga: Pendapatan Naik, Tapi Laba bersih Archi Indonesia (ARCI) Tahun 2024 Masih Tertekan
Dari sisi kinerja, ARCI menargetkan dapat meraih pertumbuhan produksi emas sebesar 25% pada 2025. Perusahaan ini optimistis dapat memenuhi target tersebut.
Sebab, pada kuartal I-2025, ARCI telah membukukan produksi emas sebanyak 21.000 ons troi. ARCI juga memprediksi produksi emas pada kuartal II-2025 bakal 50% lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama lalu.
Rudy bilang, salah satu faktor pendorong kinerja produksi ARCI adalah beroperasinya kembali Pit Araren pada awal 2025. Pit Araren sempat terdampak oleh bencana longsor pada 2022 lalu, sehingga produktivitas ARCI sempat menurun.
Pulihnya Pit Araren, ditambah dengan beroperasinya tambang bawah tanah di Pit Kopra jelas menjadi berkah bagi ARCI.
"Emas yang ada di Pit Araren memiliki grade yang tinggi," imbuh dia.
Di samping itu, ARCI juga bakal melakukan peremajaan alat berat pertambangan secara bertahap pada 2025. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas usaha sekaligus efisiensi biaya perawatan.
Rekomendasi saham
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, penemuan potensi cadangan emas menjadi katalis positif bagi kelangsungan bisnis ARCI secara jangka panjang. Apalagi, kandungan bijih emas yang ditemukan ARCI tergolong tinggi atau di atas 10 g/t. Sekarang, ARCI tinggal meneruskan eksplorasinya agar bisa menemukan sumber daya dan cadangan bijih emas di area tersebut.
"Penemuan ini bisa menambah cadangan dan usia tambang, dan kalah sudah berproduksi bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan," tutur dia.
Dia juga menyebut, ARCI cukup agresif dalam ekspansi seiring besaran capex yang mencapai US$ 80 juta pada 2025. Jika capex ini dikelola dengan baik, maka ARCI bisa memperoleh efek berganda yang signifikan dalam jangka menengah dan panjang.
"Namun, ARCI harus mampu menjaga arus kas dalam jangka pendek di tengah volatilitas harga komoditas," jelas dia.
Wafi menilai, valuasi saham ARCI saat ini sudah cukup mahal dan masuk ke fase jenuh beli atau overbought. Ada kemungkinan harga saham ARCI bergerak turun ke kisaran level Rp 500 per saham.
Di lain pihak, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan trading buy saham ARCI dengan support di level Rp 555 per saham dan resistance di level Rp 615 per saham serta target harga di level Rp 635--660 per saham.
Per Kamis (19/6), harga saham ARCI berada di level Rp 600 per saham atau melesat 11,11% dibandingkan hari sebelumnya.
Selanjutnya: Reasuransi Marein Catatkan Kinerja Positif pada 2024
Menarik Dibaca: 5 Tanaman yang Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental Anda, Ada Lidah Buaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News