kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Tren Penyaluran Dividen Awal Tahun Melemah, Ini Sebabnya


Minggu, 27 April 2025 / 18:01 WIB
Tren Penyaluran Dividen Awal Tahun Melemah, Ini Sebabnya
ILUSTRASI. Tren penyaluran dividen di awal tahun khususnya pada kuartal I-2025 melemah bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/16/04/2025


Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penyaluran dividen di awal tahun khususnya pada kuartal I-2025 melemah bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berdasarkan riset Kontan, setidaknya pada kuartal I-2024 ada 16 emiten yang mencairkan dividen baik interim maupun tunai, lebih tinggi dari periode yang sama tahun ini yang tercatat 14 emiten.

Analis sekaligus VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, mengungkapkan bahwa jumlah emiten yang membagikan dividen pada kuartal I-2025 (Januari–Maret) tercatat jauh lebih sedikit dibandingkan periode yang sama di 2024. 

Audi menjelaskan pada kuartal I-2024, jumlah emiten yang membagikan dividen jauh lebih banyak dengan nominal yang tergolong besar. Misalnya, BBRI membagikan dividen Rp 84 per saham (yield 3,38%), ADRO Rp 199,98 per saham (yield 7,84%), dan BYAN Rp 232,74 per saham (yield 1,55%).

Baca Juga: Berikut Penyebab Beberapa Sekuritas Revisi Target IHSG Tahun Ini

"Kami menilai baik dari sisi total nilai dividen maupun jumlah emiten yang membagikan, terjadi penurunan pada kuartal I-2025 dibandingkan tahun sebelumnya," kata Audi kepada Kontan, Sabtu (26/4).

Ia menjelaskan, terdapat dua sektor yang sebelumnya aktif membagikan dividen di awal 2024, yakni sektor perbankan dan energi, yang kini cenderung tidak aktif. 

Ada beberapa faktor penyebab, pertama, sektor energi batu bara mengalami penurunan laba bersih. Contohnya BYAN turun 22,6% YoY dan ADRO turun 12,6% YoY.

Kedua, sektor perbankan menghadapi dampak kenaikan suku bunga yang meningkatkan cost of credit (CoC). Meski demikian, untuk bank BUMN, dividen tetap besar karena dividend payout ratio (DPR) ditingkatkan untuk mendukung kebutuhan pendanaan Danantara.

Lebih lanjut, Oktavianus menambahkan bahwa pergerakan saham emiten yang membagikan dividen di kuartal I-2025 cenderung menunjukkan respons pasar yang beragam. Misalnya, saham BSSR tercatat turun 5,59% secara year-to-date (YtD) dan TOWR melemah 15,59% YtD.

Baca Juga: IHSG Sepekan Ini Tetap Menguat Meski Outflow Asing Capai Rp 1,15 Triliun

Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap ketidakpastian ekonomi yang meningkat sejak awal 2025, ditambah tekanan terhadap harga komoditas, khususnya batu bara, yang diproyeksikan akan melemah tahun ini. 

"Investor saat ini memanfaatkan dividen dan lalu mencari aset yang masih resilien di tengah kondisi gejolak pasar," tambahnya.

Audi pun merekomendasikan untuk trading buy saham BSSR dan TOWR di target harga masing-masing Rp 4.380 dan Rp 600 per saham.

Selanjutnya: Bournemouth vs Man United: Prediksi Susunan Pemain, Jadwal, Link Live Streaming

Menarik Dibaca: Bank Mandiri Realisasikan KUR Rp 12,8 Triliun, Mayoritas ke Sektor Produktif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×