Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas terus melonjak, bahkan mencapai level tertingginya sepanjang masa. Pada Jumat (25/10), berdasarkan informasi dari situs Logam Mulia, harga emas di Butik Emas Antam mencapai Rp 1.529.000 per gram, mengalami kenaikan sebesar Rp 14.000 atau 0,9% dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Dalam sebulan terakhir, harga emas mencatatkan lonjakan hingga 5,3%. Untuk harga buyback emas Antam pada Jumat, tercatat Rp 1.379.000 per gram.
Di tengah lonjakan harga tersebut, tim Kontan melakukan penelusuran ke outlet penjual emas untuk memahami kondisi pasar secara langsung. Hasilnya, terlihat fenomena di mana masyarakat lebih banyak membeli emas ketimbang menjualnya kembali (buyback) saat harga naik.
Baca Juga: Harga Emas Masih Tinggi, Simak Prospek Kinerja Emiten Produsen Emas
Salah satu outlet yang dikunjungi adalah Galeri24 cabang Salemba. Di sana, keramaian pengunjung terlihat jelas, dengan mayoritas ingin melakukan pembelian emas.
Windah Nursiana, Manager Outlet Galeri24 Salemba, menyatakan bahwa tingginya harga emas justru meningkatkan minat pembelian, terutama untuk emas batangan 24 karat. Namun, saat harga turun, masyarakat cenderung cepat menjualnya.
“Malah ketika naik, penjualan emas lebih banyak peminatnya. Kami sampai kekurangan stok terus,” ucap Windah saat diwawancara KONTAN di outlet Galeri24 cabang Salemba, Jakarta, Jumat (25/10)
Baca Juga: Simak Faktor Penyebab Harga Emas Melonjak Tinggi
Windah menjelaskan bahwa peningkatan pembelian emas disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap investasi, meski belum diimbangi dengan strategi yang mendalam.
Ketika harga emas naik, masyarakat beranggapan potensi kenaikan harga akan berlanjut, sehingga mereka segera membeli. Sebaliknya, saat harga turun, banyak yang merasa khawatir harganya bisa jatuh lebih dalam, sehingga terburu-buru menjualnya.
Ia menekankan bahwa harga emas bersifat dinamis dan seharusnya dilihat sebagai investasi jangka panjang.
Analis Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, menjelaskan fenomena ini terjadi karena masyarakat cenderung mengantisipasi kenaikan harga emas di masa depan.
Baca Juga: Permintaan Emas di Asia Masih Lesu Akibat Harga Emas yang Tinggi dan Kurs yang Lemah
"Seharusnya membeli ketika harga terkoreksi, apabila masih yakin emas akan naik. Tetapi memang umumnya ketika harga emas turun, banyak yang merasa ragu untuk membeli kembali karena khawatir harga akan turun lebih rendah," jelas Lukman.
Di Galeri24, frekuensi penjualan emas harian berkisar antara 500 gram hingga 800 gram. Namun, saat harga emas melonjak, penjualan bisa mencapai 1 kg. Rata-rata penjualan bulanan Galeri24 mencapai sekitar 14 kilogram emas batangan.
Selain itu, faktor hari gajian juga berpengaruh pada pembelian emas. Windah mencatat bahwa pada tanggal gajian, frekuensi pengunjung dan pembeli emas meningkat signifikan dibandingkan hari biasa.
Baca Juga: Harga Emas Kian Tinggi, Pembiayaan Emas Perbankan Syariah Berkilau
Ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan secara umum lebih memengaruhi pembelian emas dibandingkan dengan harga harian emas Antam.
"Per hari kemarin saja, kami menjual hampir 800 gram dalam sehari. Hari ini bisa jadi lebih lagi," lanjut Windah. Ia optimis frekuensi pembelian emas akan terus meningkat seiring berkembangnya pemahaman masyarakat terhadap investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News