kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.080   96,25   1,38%
  • KOMPAS100 1.059   19,08   1,83%
  • LQ45 833   16,07   1,97%
  • ISSI 214   1,68   0,79%
  • IDX30 425   9,10   2,19%
  • IDXHIDIV20 511   9,34   1,86%
  • IDX80 121   2,21   1,86%
  • IDXV30 125   1,01   0,82%
  • IDXQ30 142   2,63   1,89%

Rupiah tergerus, kinerja Ace Hardware (ACES) masih positif


Rabu, 03 Oktober 2018 / 21:04 WIB
Rupiah tergerus, kinerja Ace Hardware (ACES) masih positif
ILUSTRASI. Ace Hardware


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah diprediksi akan terus berlangsung hingga akhir tahun. Melihat rupiah yang loyo, kinerja sejumlah emiten pun akan terpengaruh. Salah satunya PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES). Namun, analis memproyeksi ACES masih akan menorehkan kinerja dan prospek saham yang positif.

Kalau melihat kinerja keuangan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) di medio 2018 cukup mentereng. Perusahaan ritel ini mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 3,33 triliun, naik 22,34% dibandingkan periode yang sama di 2017 senilai Rp 2,75 triliun.

Sejalan dengan itu, laba bersih ACES melesat 30% menjadi Rp 426 miliar di semester I-2018. Pada semester I-2017 laba ACES sebesar Rp 328 miliar. 

Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi melihat, dengan rupiah sebesar Rp 15.043 tentu akan mempengaruhi margin perusahaan. Apalagi harga jual barang-barang ACES yang tidak naik. “ACES semua pass on karena sampai saat ini belum ada kenaikan harga jual barang. Pass on melihat kenaikan dollar AS sekitar 70%-80% dari jumlah barang yang dijual akan diikuti kenaikan harga jual agar margin naik,” ujar Michael kepada Kontan.co.id, Rabu (3/10).

Tetapi Michael bilang, lantaran ACES belum menaikkan harga di tengah pelemahan rupiah akan membuat margin ACES tergerus. 

Dengan penurunan nilai tukar rupiah sebesar 10% tanpa ada kenaikan harga jual barang ACES, Michael memproyeksi margin perusahaan akan tergerus sekitar  2%. “Tetapi di satu sisi same sales store growth (SSSG) pertumbuhan penjualan juga menopang margin,” tambahnya.

Asal tahu saja, sepanjang semester I-2018, ACES berhasil mencatatkan kenaikan same store sales growth atau pertumbuhan penjualan di toko yang sama sebesar 13,4%. Paling besar SSSG di luar Pulau Jawa yang mencapai 15%-16% hingga saat ini.

Kenaikan harga komoditas menjadi salah satu hal yang menyetir pertumbuhan toko di luar Jawa. SSSG ACES tersebut sudah melebihi target perusahaan yang dipatok pada awal tahun ini, yakni 5%.

Karena itulah, Michael masih optimistis kinerja perusahaan masih akan bertumbuh di tengah pelemahan rupiah. Buktinya, dia menargetkan pendapatan ACES akhir tahun 2018 mencapai Rp 6,95 triliun dan akan naik lagi pada akhir tahun 2019 sebesar Rp 7,87 triliun. Sementara target laba bersih ACES pada akhir tahun 2018 mencapai Rp 962 miliar dan naik akhir tahun 2019 sebesar Rp 1,11 miliar.

Hanya saja, jika menilik dari harga sahamnya, Michael menilai bahwa valuasinya masih cukup mahal. Sampai saat ini, harga saham ACES Rp 1.395 per saham. Sehingga ia merekomendasikan netral dengan target harga Rp 1.500 per saham.

Berbeda dengan Michael, analis Panin Sekuritas, Cheria Widjaja menyebut pelemahan rupiah akan lebih berdampak ke SSSG perusahaan dari pada ke gross margin perusahaan. Hal ini dikarenakan 80% produk ACES diimpor dan kenaikan biaya raw materials sepenuhnya di pass on ke pelanggan. “Sehingga kenaikan harga jual produk saya perkirakan dapat menurunkan volume penjualan ACES ke depannya. Sedangkan untuk gross margin ACES akan relatif lebih stabil meskipun rupiah mengalami depresiasi,” sebut Cheria.

Bicara dampak depresiasi rupiah secara langsung ke SSSG. Cheria mengaku sulit untuk menentukan besaran pengaruhnya. “Karena ada faktor lain yang mempengaruhi SSSG seperti daya beli masyarakat. Tetapi sebagai gambaran saja, di tahun 2015 waktu rupiah mengalami depresiasi dari AVG USD/IDR 2014 Rp 11.856 menjadi Rp 13.390 di 2015, SSSG di 2015 tercatat sebesar 0,5% turun dari 3,1% di 2014,” beber Cheria.

Namun, Cheria melihat bahwa dampak ini tidak akan menggerus kinerja ACES. Cheria optimistis sampai akhir tahun 2018, kinerja ACES positif dan dampak depresiasi rupiah diestimasikan akan lebih terasa pada tahun 2019. 

Cheria memproyeksi pendapatan ACES akhir tahun 2018 tumbuh 16,05% year on year (yoy) menjadi Rp 6,89 triliun dan laba bersih akhir 2018 tumbuh 18,20% yoy sebesar Rp 919 miliar.

“Kalau saya masih positif dengan kinerja ACES sampai akhir tahun dikarenakan kinerja perseroan yang baik sampai delapan bulan ini. Karenadidukung oleh SSSG yang kuat dan double digit revenue growth yang didorong oleh ekspansi ACES yang sudah buka 15 gerai. Belum lagi, akhir tahun nanti ada year end sales yang merupakan event penjualan terbesar perseroan,” pungkas Cheria.

Berbeda dengan Michael, Cheria merekomendasi beli saham ACES dengan harga Rp 1.660 untuk satu tahun ke depan. Analis PT Indo Premier Sekuritas, Elbert Setiadharma juga merekomendasikan beli saham ACES dengan harga Rp 1.540 per saham.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×