Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah masih melanjutkan pelemahan. Selasa (9/10) pukul 10.09 WIB, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada di Rp 15.233 per dollar Amerika Serikat (AS).
Angka Jisdor ini melemah 0,26% jika dibandingkan dengan kemarin. Dalam enam hari perdagangan berturut-turut, rupiah mengakumulasi pelemahan 2,20%.
Di pasar spot pukul 10.10 WIB, rupiah pun melemah 0,11% ke Rp 15.235 per dollar AS dari harga penutupan kemarin pada Rp 15.218 per dollar AS. Dalam tujuh hari perdagangan berturut-turut di pasar spot, rupiah mengakumulasi pelemahan 2,23%.
Nilai tukar rupiah melemah di tengah mulai menguatnya sebagian mata uang Asia. Penguatan mata uang terhadap the greenback tampak pada mata uang yuan China, peso Filipina, baht Thailand, dan yen Jepang. Sedangkan mata uang Asia lainnya masih melemah.
Di sisi lain, indeks dollar pagi ini terkoreksi tipis ke 95,75 dari sebelumnya 95,76.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail mengatakan, indeks dollar AS berpotensi menguat di kisaran 95,5—95,9. Kurs dollar AS juga berpeluang menguat terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia.
Penguatan dollar AS ditopang oleh keputusan People’s Bank of China (PBOC) yang menurunkan reserve requirement perbankan sebesar 1% di bulan Oktober. “Keputusan ini ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di negara tersebut di tengah risiko perang dagang dengan AS,” ujar Mikail dalam riset, hari ini.
Penurunan reserve requirement tersebut mendorong pelemahan yuan China sebesar 0,69% selama satu pekan terakhir ke level 6,92 per dollar AS. Pelemahan yuan China membuat mata uang emerging market lainnya ikut melemah, termasuk rupiah. Dengan hasil ini, Mikail memprediksi rupiah akan melemah ke level Rp 15.200—Rp 15.280 per dollar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal menyampaikan, penguatan dollar AS yang masih berlangsung kembali menjadi penyebab utama koreksi yang dialami kurs rupiah. Belum lagi, yield US Treasury terus bergerak naik dan mencapai level tertingginya sejak tahun 2011. “Kejatuhan pasar saham AS pada hari kemarin turut memperburuk kinerja mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia,” tambahnya.
Tekanan terhadap rupiah juga makin kuat setelah masalah defisit anggaran di Italia belum usai. Ditambah lagi, rupiah kekurangan tenaga mengingat belum adanya data ekonomi terbaru yang dirilis. Faisyal memproyeksikan, pelemahan rupiah masih akan berlanjut hingga penutupan nanti. Prediksinya, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.200—Rp 15.270 pada hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News