Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data tenaga kerja Amerika Serikat yang ciamik membuat rupiah terpuruk. Kemarin, kurs rupiah spot anjlok 0,23% menjadi Rp 15.218 per dollar AS. Ini jadi level terendah mata uang Garuda sejak Juli 1998. Sejalan, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia pun terdepresiasi 0,07% menjadi Rp 15.193 per dollar AS.
Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, pelemahan terjadi karena tingkat pengangguran AS bulan September membaik ke level 3,7%. Ini jadi posisi terendah sejak tahun 1970 lalu.
Data ini juga membuat indeks dollar AS melesat. Tingkat pengangguran ini juga mengonfirmasi pernyataan Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell mengenai kondisi perekonomian Negeri Paman Sam yang cenderung membaik dan berpotensi mendorong kenaikan inflasi. "Data ini juga mendukung kenaikan suku bunga AS lebih agresif dalam jangka pendek," ujar dia.
Alhasil, posisi the greenback tak tertahankan. Sebagian besar mata uang Asia juga melemah setelah People's Bank of China memangkas Giro Wajib Minimum sebesar 1%.
Analis Asia Trade Point Futures Andri Hardianto menambahkan, dari dalam negeri, rupiah tertekan kenaikan harga minyak dunia yang diperkirakan bakal memperlebar defisit transaksi berjalan.
Namun, ia menambahkan, rupiah masih punya peluang untuk menguat walau hanya secara teknis. "Kalau sudah menyentuh angka psikologisnya, bisa terjadi rebound," tegas Andri.
Untuk hari ini, ia memproyeksikan rupiah berada di rentang Rp 15.150–Rp 15.220 per dollar AS. Sedangkan Josua memprediksi, rupiah tetap tertekan di level Rp 15.150–Rp 15.350 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News