Reporter: Sugeng Adji Soenarso, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya untuk tiga sesi perdagangan beruntun menjelang hari pencoblosan Pemilu 2024, Selasa (13/2).
Mengutip Bloomberg pukul 09.25 WIB, rupiah pada level Rp 15.578 per dolar AS atau menguat 0,11% di bandingkan hari sebelumnya Rp 15.595 per dolar AS.
Baca Juga: Kurs Rupiah Berpotensi Lanjut Menguat pada Selasa (13/2)
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan rupiah masih berpotensi lanjut menguat.
Hal ini seiring dengan meredanya sentimen terkait Pemilu dan ditopang oleh fundamental ekonomi Indonesia yang menunjukkan resiliensi.
Josua mengatakan, penguatan rupiah masih didorong penurunan yang terjadi pada indeks dolar, pasca revisi ke bawah inflasi bulanan AS untuk Desember 2023.
"Ini mengonfirmasi bahwa tren disinflasi terus berlanjut dan ruang pemotongan FFR semakin terbuka di tahun 2024 ini," kata Josua kepada Kontan.co.id, Senin (12/2).
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 15.595 Per Dolar AS Pada Hari Ini (12/2)
Josua memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.525 per dolar AS– Rp 15.725 per dolar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan, rupiah akan dibuka berfluktuasi tetapi ditutup menguat di rentang Rp 14.550 per dolar AS-Rp 14.630 per dolar AS.
Dia menyebut, data CPI AS untuk bulan Januari yang akan dirilis hari Selasa diperkirakan menunjukkan sedikit penurunan inflasi.
Namun tekanan harga diperkirakan masih akan tetap relatif stabil, dengan angka CPI inti khususnya akan tetap jauh di atas target tahunan Federal Reserve sebesar 2%.
"Sebuah skenario yang memberikan dorongan lebih besar bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," kata Ibrahim.
Baca Juga: Periksa Kurs Dollar-Rupiah Bank Mandiri pada Senin (12/2) dan Petunjuk Tukar Valas
Di sisi lain, resilensi ekonomi dalam negeri juga menopang rupiah. Ibrahim memperkirakan tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,07%.
Proyeksi International Monetary Fund (IMF) dan World Bank terhadap ekonomi Indonesia juga cenderung resiliens untuk tahun ini, di sekitar 5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News