kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rupiah berpeluang unjuk gigi di awal pekan


Minggu, 13 September 2015 / 13:25 WIB
Rupiah berpeluang unjuk gigi di awal pekan


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat tipis di akhir pekan. Ada peluang, mata uang garuda bisa menguat di awal pekan ini lantaran data ekonomi Amerika yang dirilis akhir pekan, meleset dari perkiraan pasar.

Di pasar spot, Jumat (11/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.322 per dollar AS atau naik tipis 0,07% dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dollar naik 0,1% ke Rp 14.306.

Pada Kamis malam, AS merilis data klaim manfaat bagi pengangguran yang turun menjadi 275.000 dari sebelumnya 281.000. Namun, data tersebut tidak direspon positif oleh pasar lantaran harga barang impor turun ke level minus 1,8% dari sebelumnya minus 0,8%. 

"Penurunan harga barang impor menyulitkan AS mencapai target inflasi," ujar Yulia Safrina, Research and Analyst Monex Investindo Futures.

Yulia mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di akhir pekan lalu belum mengalami banyak perubahan lantaran masih menunggu data inflasi produksi AS yang dirilis Jumat malam.

Setelah dirilis, data inflasi produksi turun ke level 0% dari sebelumnya 0,2%, namun berada di atas proyeksi analis sebesar minus 0,1%. "Penurunan inflasi seharusnya berimbas negatif ke dollar AS," imbuh Yulia. Pelemahan dollar AS diharapkan dapat mendorong rupiah melanjutkan penguatan.

Sementara dari dalam negeri, Yulia menduga pasar masih mencerna paket kebijakan ekonomi pemerintah yang diumumkan pekan lalu. "Kebijakan ekonomi belum banyak membantu penguatan rupiah," ujarnya.

Selanjutnya, pasar keuangan telah menantikan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini. Dalam pertemuan tersebut The Fed akan menentukan kebijakan apakah akan menahan atau menaikkan tingkat suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×