Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Dukungan sentimen positif dari internal dan eksternal negara mendorong rupiah kembali menguat. Penguatan rupiah berpotensi berlanjut hingga perdagangan Jumat (23/5).
Data Bloomberg, pada Kamis (22/5) menunjukkan rupiah ditutup menguat 0,44% dari hari sebelumnya ke level Rp 16.328 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sejalan, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (Jisdor BI) juga mencatat rupiah menguat, yakni sebesar 0,61% dari perdagangan sebelumnya ke level Rp 16.413 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Rp 16.328 Per Dolar AS Hari Ini (22/5), Mayoritas Asia Naik
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menyebut, penguatan rupiah ini masih didorong oleh pelemahan dolar AS.
Nah pelemahan dolar AS ini, selain karena pasar khawatir soal penumpukan utang AS, juga karena belum ada kepastian soal RUU pemotongan pajak Presiden AS Donald Trump.
“Pasar bersikap hati-hati karena RUU yang diusulkan, jika disahkan, akan semakin meningkatkan pengeluaran pemerintah AS dan memperlebar defisit fiskal,” ujar Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (22/5).
Di samping itu, Ibrahim bilang pasar mencermati pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato soal nilai tukar dolar-yen yang disebut mencerminkan fundamental global saat ini.
Baca Juga: Rupiah Spot Pagi Ini Menguat 0,63% ke Level Rp 16.294 per Dolar AS Kamis (22/5)
Sementara itu, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menilai penguatan rupiah juga terdorong oleh respons positif pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI). Ditambah, data yang menunjukkan defisit transaksi berjalan cenderung mengecil.
Memang, BI mencatat defisit transaksi berjalan menyusut ke level US$ 0,2 miliar pada kuartal I-2025. Jika dibandingkan, pada kuartal IV-2024 tercatat sebesar US$ 1,1 miliar dan kuartal III-2024 tercatat sebesar US$ 2 miliar.
Selagi domestik masih dipenuhi sentimen positif, Lukman bilang pergerakan rupiah selanjutnya masih bergantung pada situasi global, seperti kepastian RUU pajak Trump. “Hal lain yang mungkin bisa menekan rupiah adalah situasi geopolitik di Timur Tengah yang memanas, serta ketidakpastian pembicaraan nuklir Iran-AS,” jelasnya kepada Kontan, Kamis (22/5).
Proyeksi Lukman, rupiah pada perdagangan Jumat (23/5) akan berada di rentang Rp 16.250 – Rp 16.400 per dolar AS. Sementara menurut Ibrahim, rupiah berpotensi ditutup menguat tetapi bergerak fluktuatif dalam rentang Rp 16.240 – Rp 16.330 per dolar AS.
Selanjutnya: Indonesia Bersiap Hadapi Tren Oversupply Minyak Beberapa Tahun ke Depan
Menarik Dibaca: Bank CTBC Salurkan Pendanaan Lebih Dari Seperempat Triliun ke Easycash
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News