kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.328   26,00   0,16%
  • IDX 7.398   86,28   1,18%
  • KOMPAS100 1.045   8,58   0,83%
  • LQ45 789   3,60   0,46%
  • ISSI 248   5,04   2,07%
  • IDX30 409   1,66   0,41%
  • IDXHIDIV20 466   1,61   0,35%
  • IDX80 118   1,07   0,92%
  • IDXV30 119   0,63   0,53%
  • IDXQ30 130   0,11   0,08%

Rupiah Diproyeksi Melemah pada Selasa (22/7), Ini Sentimennya


Senin, 21 Juli 2025 / 18:36 WIB
Rupiah Diproyeksi Melemah pada Selasa (22/7), Ini Sentimennya
ILUSTRASI. Senin (21/7), rupiah ditutup di level Rp 16.323 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,16% dan jadi yang terburuk di Asia


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot terus melemah hingga akhir perdagangan hari ini. Senin (21/7), rupiah ditutup di level Rp 16.323 per dolar Amerika Serikat (AS) atau melemah 0,16%. 

Sedangkan kurs rupiah Jisdor Bank Indonesia juga melemah 0,17% dibanding penutupan hari sebelumnya ke level Rp 16.330 per dolar AS.  

Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, sejumlah sentimen yang mempengaruhi pelemahan rupiah di antaranya karena meningkatnya ketidakpastian tarif AS terus menjadi tranding di kalangan para investor.

Setelah Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pada hari Minggu bahwa Uni Eropa sedang mempersiapkan tindakan balasan atas tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump. 

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.323 Per Dolar AS Hari Ini, Paling Buruk di Asia

"Hal ini merupakan tanggapan atas tuntutan pejabat AS atas lebih banyak konsesi dari blok tersebut untuk kesepakatan perdagangan potensial, termasuk tarif dasar sebesar 15%, yang mengejutkan para negosiator Uni Eropa,” ujar Ibrahim, Senin (21/7).  

Laporan WSJ menggarisbawahi ketidakpastian atas kebijakan perdagangan AS, terutama karena batas waktu 1 Agustus untuk pemberlakuan tarif Trump semakin dekat.

Menteri Perdagangan Howard Lutnick pada hari Minggu mengatakan bahwa 1 Agustus adalah tenggat waktu yang ketat untuk tarif, yang berkisar antara 20% hingga 50% terhadap negara-negara ekonomi utama. 

Investor juga sedang menunggu berita dari AS tentang kemungkinan sanksi lebih lanjut, setelah Presiden Donald Trump awal pekan ini mengancam akan memberikan sanksi kepada pembeli ekspor Rusia kecuali Moskow menyetujui kesepakatan damai dalam 50 hari.

Selain itu, investor bersikap hati-hati karena tarif AS akan mulai berlaku pada 1 Agustus.

Sementara itu, Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, Rupiah di awal perdagangan tertekan oleh penguatan dolar AS seiring data perumahan dan sentimen konsumen AS yang lebih kuat. Namun rupiah gagal rebound walau dolar AS hari ini berbalik melemah oleh kekhawatiran dari seputar ketidakpastian tarif. 

Baca Juga: Rupiah Bergerak di Level Paling Lemah Dalam Sebulan Terakhir, Senin (21/7)

Dia bilang, rupiah tertekan oleh outflow asing yang mayoritas keluar dari SRBI. Tidak ada data ekonomi penting baik dari internal maupun eksternal. Lukman memproyeksikan rupiah masih dalam sentimen negatif walau perlu juga antisipasi intervensi BI yang terus menjaga rupiah. 

“Rupiah diperkirakan akan range-bound dengan potensi melemah terbatas, investor bersiap menantikan pidato Powell besok malam yang diperkirakan akan mengulangi sikap hawkish-nya," kata Lukman. Dia pun memproyeksi rupiah berada dalam rentang Rp 16.250 – Rp 16.400 untuk besok.

Sementara Ibrahim memproyeksikan, rupiah fluktuatif namun ditutup melemah dalam kisaran Rp 16.310 - Rp 16.360 per dolar AS.

Selanjutnya: Ekspor Produk Industri Padat Karya Lesu, Ekonom Indef Ungkap Pemicunya

Menarik Dibaca: Kenali Masalah Urologi Pria Lewat Gejala dan Solusinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×