kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   1,00   0,01%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

Ekonom Indef Sebut Penerbitan Obligasi BUMN Masih Prospektif, Tapi Kian Selektif


Senin, 21 Juli 2025 / 22:49 WIB
Ekonom Indef Sebut Penerbitan Obligasi BUMN Masih Prospektif, Tapi Kian Selektif
ILUSTRASI. Penerbitan obligasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diperkirakan masih prospektif, didorong oleh besarnya nilai obligasi BUMN yang jatuh tempo pada 2025


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diperkirakan masih prospektif, didorong oleh besarnya nilai obligasi BUMN yang jatuh tempo pada 2025.

Berdasarkan data Pefindo yang diterima Kontan, nilai jatuh tempo obligasi korporasi BUMN pada tahun 2025 mencapai Rp 66,12 triliun.

Baca Juga: Pasca UU BUMN, Imbal Hasil Obligasi BUMN Berpotensi Lebih Premium

Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman mengatakan, BUMN kemungkinan besar tetap aktif menerbitkan obligasi, baik untuk kebutuhan refinancing maupun ekspansi proyek.

“Utamanya untuk pembiayaan proyek infrastruktur dan sektor-sektor strategis,” kata Rizal kepada Kontan.co.id, Senin (21/7).

Meski demikian, ia menilai ke depan profil penerbit akan semakin selektif. “Hanya BUMN dengan tata kelola yang baik dan arus kas yang stabil yang dapat mengakses pasar secara efisien,” ujarnya.

Rizal memproyeksikan pertumbuhan penerbitan obligasi BUMN bisa mencapai 10% per tahun hingga 2026.

Baca Juga: Obligasi BUMN Jatuh Tempo Rp 66 Triliun, Investor Soroti Risiko Pasca Ada Danantara

Namun, ia melihat pola penerbitan bisa bergeser dari mekanisme publik menjadi private placement atau skema terstruktur melalui Danantara.

“Lanskap obligasi BUMN ke depan akan lebih kompleks. Investor perlu lebih cermat dalam menilai perbedaan risiko antar entitas BUMN,” tutup Rizal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×