kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.328   26,00   0,16%
  • IDX 7.398   86,28   1,18%
  • KOMPAS100 1.045   8,58   0,83%
  • LQ45 789   3,60   0,46%
  • ISSI 248   5,04   2,07%
  • IDX30 409   1,66   0,41%
  • IDXHIDIV20 466   1,61   0,35%
  • IDX80 118   1,07   0,92%
  • IDXV30 119   0,63   0,53%
  • IDXQ30 130   0,11   0,08%

Ekonom Indef Sebut Penerbitan Obligasi BUMN Masih Prospektif, Tapi Kian Selektif


Senin, 21 Juli 2025 / 22:49 WIB
Ekonom Indef Sebut Penerbitan Obligasi BUMN Masih Prospektif, Tapi Kian Selektif
ILUSTRASI. Penerbitan obligasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diperkirakan masih prospektif, didorong oleh besarnya nilai obligasi BUMN yang jatuh tempo pada 2025


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diperkirakan masih prospektif, didorong oleh besarnya nilai obligasi BUMN yang jatuh tempo pada 2025.

Berdasarkan data Pefindo yang diterima Kontan, nilai jatuh tempo obligasi korporasi BUMN pada tahun 2025 mencapai Rp 66,12 triliun.

Baca Juga: Pasca UU BUMN, Imbal Hasil Obligasi BUMN Berpotensi Lebih Premium

Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman mengatakan, BUMN kemungkinan besar tetap aktif menerbitkan obligasi, baik untuk kebutuhan refinancing maupun ekspansi proyek.

“Utamanya untuk pembiayaan proyek infrastruktur dan sektor-sektor strategis,” kata Rizal kepada Kontan.co.id, Senin (21/7).

Meski demikian, ia menilai ke depan profil penerbit akan semakin selektif. “Hanya BUMN dengan tata kelola yang baik dan arus kas yang stabil yang dapat mengakses pasar secara efisien,” ujarnya.

Rizal memproyeksikan pertumbuhan penerbitan obligasi BUMN bisa mencapai 10% per tahun hingga 2026.

Baca Juga: Obligasi BUMN Jatuh Tempo Rp 66 Triliun, Investor Soroti Risiko Pasca Ada Danantara

Namun, ia melihat pola penerbitan bisa bergeser dari mekanisme publik menjadi private placement atau skema terstruktur melalui Danantara.

“Lanskap obligasi BUMN ke depan akan lebih kompleks. Investor perlu lebih cermat dalam menilai perbedaan risiko antar entitas BUMN,” tutup Rizal.

Selanjutnya: Timnas U23 Indonesia Pemuncak Grup A, Usai Ditahan Hasil Imbang 0-0 Lawan Malaysia

Menarik Dibaca: Sisa 11 Hari Lagi, Tiket Diskon Kereta Api Sudah Terjual 89%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×