Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berbalik melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan Kamis (6/3). Kekhawatiran perang dagang dan arah suku bunga AS melatarbelakangi koreksi nilai tukar.
Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi mencermati, pelemahan rupiah sejalan sentimen pasar tetap rapuh karena Presiden AS Donald Trump tidak membuat pengecualian dalam tarif 20% terhadap China. Keputusan Trump telah memicu kemarahan dan potensi pembalasan oleh Beijing.
Di sisi lain, Trump kepada Meksiko dan Kanada telah mengumumkan pengecualian selama satu bulan dari tarif baru sebesar 25% pada impor kendaraan dari kedua negara tersebut. Trump juga diisukan bakal menghapus tarif 10% pada impor energi Kanada, seperti minyak mentah dan bensin.
Selain faktor tarif, Ibrahim melihat, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh antisipasi terhadap suku bunga AS dengan data utama menjadi perhatian yakni Non Farm Payroll (NFP) bulan Februari yang akan dirilis hari Jumat (7/3).
Baca Juga: Rupiah Berbalik Melemah di Kamis, Simak Proyeksi untuk Jumat (7/3)
"Setiap tanda-tanda kekuatan yang terus-menerus di pasar tenaga kerja memberi Federal Reserve lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama, yang merupakan hal positif bagi dolar,’’ jelas Ibrahim dalam risetnya, Kamis (6/3).
Ibrahim menambahkan, investor juga mencermati janji-janji tentang lebih banyak langkah stimulus dari China. Stimulus dapat menyegarkan ekonomi China yang melambat, dengan menetapkan target pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2025 sekitar 5%.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan terbatas rupiah sejalan dengan data-data ekonomi Amerika yang cenderung mixed.
Di satu sisi, data ADP Employment Change tercatat lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi, memberikan sinyal pelonggaran data ketenagakerjaan di AS. Di sisi lain, data PMI Jasa AS tercatat meningkat ke atas level 50,0, refleksi dari sektor jasa AS yang kembali ke fase ekspansi.
Menurut Josua, pergerakan datar (sideways) rupiah kemungkinan berlanjut pada Jumat (7/3). Investor akan mengantisipasi rilis data ketenagakerjaan AS di akhir pekan.
"Rupiah berpotensi melanjutkan pergerakan sideways,’’ kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (6/3).
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat Terbatas pada Kamis (6/3), Simak Sentimen Pendorongnya
Josua memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran level Rp 16.300 – Rp 16.400 per dolar AS di Jumat (7/3).
Sedangkan, Ibrahim memproyeksi mata uang rupiah akan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.320 – Rp 16.370 per dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Kamis (6/3), Rupiah spot ditutup melemah 0,16% secara harian ke level Rp 16.340 per dolar AS.
Sedangkan, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) catatkan tren berbeda dengan penguatan sekitar 0,34% secara harian ke level Rp 16.315 per dolar AS.
Selanjutnya: 7 Manfaat Nonton Film yang Bukan Cuma Sebagai Hiburan Saja lo
Menarik Dibaca: 7 Manfaat Nonton Film yang Bukan Cuma Sebagai Hiburan Saja lo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News