Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat di perdagangan Rabu (5/3). Mata uang Garuda menguat di tengah kekhawatiran retaliasi tarif Trump berefek pada pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan rupiah diperkirakan akan berlanjut pada Kamis (6/3), meski peluangnya terbatas.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mencermati, rupiah menguat pada Rabu (5/3) sejalan dengan pelemahan dolar AS.
Kekhawatiran investor mengenai retaliasi atau tindakan balasan tarif yang akan dilakukan Kanada dan China telah menekan mata uang negeri Paman Sam itu.
"Retaliasi tarif dapat meredam ekonomi AS, melebihi kekhawatiran pada prospek suku bunga the Fed dari potensi kenaikan inflasi oleh kebijakan tersebut," kata Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (5/3).
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Menguat Terbatas Hari Ini, Cermati Sentimen yang Mempengaruhinya
Selain itu, Lukman berujar, rilis data PMI jasa China yang lebih kuat dari perkiraan juga ikut mendukung rupiah. Indeks manajer pembelian (PMI) Caixin China untuk sektor jasa mencapai 51,4 pada bulan Februari, naik tipis dari 51,0 pada bulan Januari dan di atas ekspektasi 50,8.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo melihat, indeks dolar telah turun hampir 2% selama dua hari terakhir, terbebani terutama oleh euro yang lebih kuat.
Hal itu menyusul rencana Jerman untuk menyiapkan dana infrastruktur senilai €500 miliar dan merombak aturan pinjaman untuk meningkatkan belanja pertahanan dan merangsang pertumbuhan di ekonomi terbesar Eropa.
Investor juga tetap fokus pada perang dagang global yang meningkat setelah tarif baru AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China mulai berlaku pada hari Selasa (4/3). Tarif tersebut mendorong tindakan pembalasan dari negara-negara yang terkena dampak, meningkatkan kekhawatiran tentang potensi dampak ekonomi terhadap AS.
"Penguatan rupiah untuk sementara cenderung dipengaruhi oleh faktor eksternal," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Rabu (5/3).
Di perdagangan Kamis (6/3), Sutopo menuturkan, data pekerjaan AS untuk pekan ini menjadi perhatian pasar, yang dapat memengaruhi nilai tukar rupiah. Data pekerjaan AS diperkirakan meningkat tipis ke 160.000, dengan pengganguran tetap di 4%.
Baca Juga: Pelemahan Rupiah Berdampak ke Kinerja Emiten, Cermati Rekomendasi Analis Berikut
Lukman menilai, investor bakal cenderung wait and see mengantisipasi serangkaian data-data ekonomi penting yang akan dirilis hingga akhir pekan. Data malam ini mencakup data tenaga kerja ADP dan ISM AS, hingga Non Farm Payroll (NFP) pada hari Jumat.
"Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas terhadap dolar AS yang masih tertekan," imbuh Lukman.
Lukman memproyeksi, rupiah akan berkisar dalam rentang Rp 16.250 - Rp 16.400 per dolar AS di Kamis (6/3). Sedangkan, Sutopo memperkirakan, rupiah akan berada di rentang Rp 16.300 - Rp 16.350 per dolar AS.
Asal tahu saja, pada Rabu (5/3), rupiah ditutup menguat 0,81% secara harian ke level Rp 16.313 per dolar AS. Sementara itu, rupiah di Jisdor Bank Indonesia (BI) tercatat menguat 0,43% secara harian ke level Rp 16.371 per dolar AS.
Selanjutnya: Banjir Jabodetabek, Pengiriman Logistik Berpotensi Tertunda
Menarik Dibaca: Pemula Wajib Tahu Tips Olahraga Aman di Gym Ini, Sebaiknya Pakai Trainer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News