Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Musim ibadah haji telah tiba. Saat ini, sebagian penduduk muslim Indonesia tengah menunaikan ibadah haji ke Tanah Mekah, Arab Saudi.
Kepala Ekonom Bank Danamon Anton Gunawan mengatakan, rupiah diproyeksi masih akan tertekan sepanjang musim Haji ini, lantaran permintaan mata uang dollar Amerika Serikat masih meningkat selama periode Haji tersebut.
Menurut Anton, setiap tahun, sekitar dua pekan sampai tiga pekan sebelum musim haji, permintaan terhadap dollar mengalami kenaikan.
Pada saat itu, rata-rata kebutuhan dolar setiap tahunnya mencapai kisaran US$ 600 juta-US$ 700 juta. Dana itu untuk operasional para jemaah haji mulai dari keberangkatan hingga kepulangan.
"Sekarang ini saja, dari segi jumlah mencapai US$ 600 juta-US$ 700 juta untuk haji, termasuk di dalamnya untuk biaya-biaya pesawat dan segala macamnya. Pada saat mendekati (musim haji), dana itu akan dibayarkan untuk penyewa pesawat, belum lagi untuk oleh-oleh orang yang pergi ke sana (Mekah), ini yang nanti akan menekan," kata Anton di Jakarta, Selasa (1/10).
Catatan saja, hari ini rupiah ditutup menguat sebesar 1,3% menjadi Rp 11.495 per dollar AS. Hal ini terjadi akibat pengaruh data dari BPS yang menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK).
Pada bulan September terjadi deflasi sebesar 0,35% dan neraca transaksi perdagangan pada bulan Agustus surplus sebesar US$ 132,4 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News