Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah ditutup melemah di perdagangan Selasa (6/2). Mata uang garuda melanjutkan tren pelemahan dari awal pekan, seiring dibantahnya pemangkasan suku bunga acuan di Maret 2024.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, USD/IDR mendekati level tertinggi dalam hampir tiga bulan karena data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat. Sinyal hawkish dari Federal Reserve mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga.
Data yang dirilis pada hari Senin (5/2) menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor jasa AS meningkat ke level tertinggi dalam empat bulan di 53,4 pada bulan Januari. Angka ini melebihi perkiraan sebesar 52.
Ketua Fed Jerome Powell juga menegaskan kembali penurunan suku bunga pada bulan Maret tidak mungkin terjadi. Dia menambahkan bahwa bank sentral kemungkinan akan bergerak dengan kecepatan yang jauh lebih lambat dalam menurunkan suku bunga dibandingkan ekspektasi pasar.
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,18% ke Rp 15.734 Per Dolar AS Pada Selasa (6/2)
Pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed sebesar 15% pada bulan Maret dan memperkirakan penurunan total sebesar 115 basis poin (bps) tahun ini, turun dari sekitar 150 bps pada awal Januari.
Sutopo mengamati, rupiah sempat mendapat dukungan dari rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang naik 5,05% pada tahun 2023, berada di atas proyeksi pemerintah sebesar 5%. Namun PDB tetap melambat dari kenaikan sebesar 5,31% pada tahun 2022, ketika aktivitas ekonomi tahun tersebut didorong oleh tingginya ekspor di tengah lonjakan komoditas global.
“Penguatan dolar AS masih membuat rupiah melemah,” ujar Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa (6/2).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, pelemahan rupiah terjadi setelah pernyataan dari pejabat The Fed. Selain itu, tekanan berasal dari data sektor jasa AS yang menurunkan probabilitas pemangkasan suku bunga FFR, setidaknya pada rapat FOMC bulan Maret 2024 mendatang.
Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Melemah 0,14% ke Rp 15.730 Per Dolar AS Pada Selasa (6/2)
Pelemahan rupiah hari ini cenderung terbatas di tengah sentimen risk-on dari Tiongkok. Otoritas Tiongkok melakukan intervensi di pasar saham dalam rangka mendukung stabilitas pasar saham.
Sementara itu, pada perdagangan besok Rabu (7/2), Josua melihat tekanan global masih akan berlanjut. Di samping itu, menjelang libur nasional pada Kamis dan Jumat, investor cenderung mengantisipasi beberapa data ekonomi AS dan Tiongkok yang dirilis pada hari Kamis dan Jumat mendatang.
“Sentimen global berpotensi mendorong penguatan dolar AS,” ungkap Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (6/2).
Dengan perkembangan terkini di pasar keuangan, Josua dan Sutopo kompak memproyeksi rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.700 per dolar AS – Rp 15.800 per dolar AS di perdagangan Rabu (7/2).
Mengutip Bloomberg, rupiah spot melemah 0,14% secara harian ke level Rp 15.730 per dolar AS, Selasa (6/2). Sejalan dengan pergerakan di pasar spot, rupiah Jisdor BI ditutup melemah 0,18% ke level Rp 15.734 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News