Reporter: Wuwun Nafsiah, Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Otot rupiah mengencang mengawali pekan ini, Senin (17/4). Mengacu data Bloomberg, pukul 10.05 WIB, rupiah pasar spot ke Rp 13.256 per dollar AS atau menguat 0,14% dari posisi pekan lalu Rp 13.274 per dollar AS.
Senada, rupiah pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) ke Rp 13.255 per dollar AS atau menguat 0,07% dari posisi Kamis (13/4) pekan lalu Rp 13.264 per dollar AS.
Rupiah mengambil posisi disaat nilai tukar dollar AS kembali merosot. Mengutip Reuters, dollar AS turun ke level terendah lima bulan di hadapan yen hari ini.
Meningkatnya kekhawatiran ketegangan Semenanjung Korea terus mendorong perburuan aset safe haven yakni mata uang yen Jepang.
Indeks dollar terhadap sekeranjang mata uang utama turun 0,2 % pada 100,390, terbebani setelah rilis data lemahnya penjualan dan harga konsumen ritel AS.
Mata uang AS memperpanjang kerugian dari hari sebelumnya dan mundur ke 108,135 yen, terendah sejak pertengahan November.
Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menuturkan, dalam sepekan rupiah di pasar spot terbang 0,35%. Fundamental global yang membaik mendukung penguatan rupiah atas the greeback.
Terlebih, pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menganggap penguatan dollar AS buruk bagi ekonomi negeri uak Sam membuat pelaku pasar meninggalkan aset berisiko. Tapi, pada perdagangan akhir pekan lalu, mata uang garuda kekurangan tenaga lantaran ada hari libur nasional.
Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, menambahkan, fundamental rupiah masih kuat. Data ekonomi, seperti angka inflasi hingga cadangan devisa Maret positif dan membuat aliran dana asing terus masuk ke dalam negeri.
Pergerakan rupiah pada awal pekan ini menanti rilis neraca perdagangan Maret. Walau data neraca dagang positif, keunggulan rupiah sejak pekan lalu membuatnya lebih rentan koreksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News