kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rights issue Nusantara Infrastructure dan BRI Agroniaga layak dieksekusi


Senin, 29 Januari 2018 / 21:45 WIB
Rights issue Nusantara Infrastructure dan BRI Agroniaga layak dieksekusi


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar rights issue marak di awal tahun ini. Beberapa emiten sudah menyusun rencana untuk mencari pendanaan dengan menerbitkan saham baru.

Di bulan pertama 2018 ini, sudah ada empat emiten yang menyatakan niatnya untuk menggelar rights issue. Dua diantaranya yaitu PT Surya Eka Perkasa Tbk (ESSA) dan PT Batavia Prosperindo Finance Tbk (BPFI) sudah mendapat restu dari para pemegang sahamnya.

Sementara itu, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) akan mencari restu pemegang saham lewat RUPSLB 19 Februari 2018 mendatang dan PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) masih sebatas merencanakan aksi korporasi ini.

Dari keempat emiten yang bakal melaksanakan aksi korporasi ini, analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, rights issue AGRO dan META jadi yang paling menarik untuk dieksekusi bagi para investor.

Rencana AGRO untuk naik kelas dari bank BUKU II menjadi BUKU III membuat rights issue anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menarik untuk dilaksanakan oleh para investor. "Tujuannya lebih realistis sehingga bisa diterima baik oleh investor," terang William, Senin (29/1).

Selain itu, rights issue ini juga akan membuat jumlah saham AGRO yang beredar di publik jadi meningkat dari saat ini sebesar 7,2%. Hal ini membuat saham ini akan semakin likuid pasca rights issue nanti.

Rencana META yang akan menggunakan dana hasil rights issue untuk membiayai modal kerja dan ekspansi di bidang infrastruktur dipandang William membuat aksi korporasi ini menarik bagi investor. "Namun, investor harus siap menunggu lama jika menginvestasikan uangnya ke saham ini," paparnya.

Model bisnis META yang membutuhkan waktu setidaknya tiga hingga lima tahun untuk pembangunan proyek tol membuat para investor yang melaksanakan haknya dalam rights issue ini harus menunggu sebelum bisa merasakan buah hasil investasinya.

Ke depan, William menyarankan para investor untuk memperhatikan beberapa hal sebelum mengeksekusi haknya dalam rights issue. "Di antaranya adalah tujuan penggunaan dana rights issue dan kondisi keuangan perusahaan," tandasnya.

Jika dana tersebut digunakan untuk pengembangan bisnis, rights issue yang dilaksanakan emiten bisa jadi menarik untuk dilaksanakan.

Keadaan keuangan si emiten juga jadi sorotan bagi investor. Price earning ratio (PER) yang terlalu tinggi membuat rights issue tersebut jadi kurang menarik karena menimbulkan potensi profit taking diantara para investor di pasar.

Selain itu, investor juga harus memperhatikan rasio utang alias debt to equity ratio (DER). "Investor harus lebih berhati-hati sebelum mengeksekusi rights issue emiten yang memiliki DER yang tinggi karena si emiten berpotensi mengalihkan penggunaan dana tersebut untuk melakukan refinancing," terang William.

Adapun William merekomendasikan buy untuk saham AGRO dengan target harga Rp 800 per saham. Ia juga merekomendasikan buy untuk saham META dengan target harga Rp 400-Rp 450 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×