kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rencana penerbitan global bond menggeliat, ini yang perlu diwaspadai


Rabu, 13 Januari 2021 / 08:40 WIB
Rencana penerbitan global bond menggeliat, ini yang perlu diwaspadai


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengungkapkan, pencarian dana melalui global bond menjadi salah satu alternatif yang menarik di tahun 2021. Mengingat, kondisi ekonomi berpeluang membaik di tahun 2021 sehingga emiten memiliki peluang untuk memperbaiki maupun meningkatkan kinerjanya. 

"Emerging markets kita potensial sekali. Kinerja pasar obligasi bisa unggul dibandingkan negara-negara maju karena return-nya yang menarik," ungkap Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (12/1). 

Lebih lanjut Nafan mengungkapkan, global bond sebenarnya akan menambah daya tarik emiten apabila digunakan untuk ekspansi. Akan tetapi, ia tetap mengapresiasi jika emiten menggunakannya untuk refinancing utang. Yang jelas, emiten harus memiliki good corporate governance (GCG) yang baik supaya setiap aksi yang dilakukannya berdampak positif untuk kinerja ke depan. 

Di sisi lain, investor perlu mengingat tingkat likuiditas kedua emiten. Mengingat belum lama ini lembaga riset menurunkan peringkat keduanya. 

Baca Juga: Sritex (SRIL) berencana terbitkan obligasi dolar senilai US$ 325 juta

Mengutip data dari Bloomberg, lembaga pemeringkat Moody's Investor Service memangkas Senior Unsecured Debt SRIL dari Ba3 menjadi B1 pada 23 Desember 2020. Peringkat B mencerminkan obligasi memiliki spekulatif elemen yang memiliki risiko kredit yang tinggi. 

Walau demikian, Nafan melihat likuiditas SRIL masih baik. Hal ini didukung kemampuan perusahaan dalam melaksanakan ekspansi bisnis. Di sisi lain, pangsa pasar ekspor SRIL masih kuat. 

Sementara untuk PBRX, lembaga pemeringkat Fitch Ratings memangkas peringkat PBRX menjadi CC dari sebelumnya CCC-. Mengutip Bloomberg, peringkat ini menandakan very high levels of credit risk

Nafan pun melihat, investor perlu mewaspadainya hingga PBRX mampu menunjukkan tanda-tanda ekspansi atau aksi korporasi lain yang berpotensi meningkatkan kinerja keuangannya ke depan. Sehingga risiko kreditnya dapat diminimalisir. 

Oleh karena itu, Nafan cenderung menyarankan hold saham PBRX dengan target harga Rp 272. Sementara untuk SRIL Nafan menyarankan maintain buy untuk jangka panjang dengan target harga Rp 358. 

Baca Juga: Pendapatan ditargetkan naik 10% pada 2021, ini strategi Pan Brothers (PBRX)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×