kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.306   -72,00   -0,44%
  • IDX 7.490   -13,57   -0,18%
  • KOMPAS100 1.062   5,79   0,55%
  • LQ45 796   5,98   0,76%
  • ISSI 254   -0,56   -0,22%
  • IDX30 410   -1,10   -0,27%
  • IDXHIDIV20 470   0,28   0,06%
  • IDX80 120   0,90   0,75%
  • IDXV30 124   0,93   0,76%
  • IDXQ30 131   0,00   0,00%

Permintaan Dolar AS Diproyeksikan Meningkat, Ekonom Beberkan Pemicunya


Kamis, 07 Agustus 2025 / 15:25 WIB
Permintaan Dolar AS Diproyeksikan Meningkat, Ekonom Beberkan Pemicunya
ILUSTRASI. Dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan tetap menarik dalam jangka pendek hingga menengah. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/Spt.


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan tetap menarik dalam jangka pendek hingga menengah

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede melihat, langkah Federal Reserve yang menahan suku bunga acuannya menjadi pengerek daya tarik dolar AS.

“Artinya, suku bunga riil tetap tinggi di tengah tren disinflasi global, sehingga menjaga daya tarik imbal hasil aset dolar,” tuturnya kepada Kontan Kamis (7/8/2025).

Tak hanya itu, tarif impor yang diberlakukan kembali oleh Trump turut meningkatkan kekhawatiran pasar atas potensi inflasi impor. “Dilihat dari sejarahnya, ini sering memicu pelarian ke aset safe haven seperti dolar AS,” ujar Josua.

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat 0,46% ke Rp 16.287 per Dolar AS pada Kamis (7/8/2025)

Lebih lanjut, Josua turut menyorot Undang-Undang kripto di AS, Genius Act, yang disahkan Presiden AS Donald Trump pada 18 Juli 2025 lalu. Regulasi ini yang mengharuskan stablecoin didukung oleh aset dolar, seperti Treasury Bills dan simpanan dolar.

“Ini menciptakan tambahan permintaan struktural terhadap dolar dan obligasi pemerintah AS,” katanya. Dengan begitu, hal ini dapat mengembalikan posisi dominan dari dolar AS dan obligasi pemerintah AS.

Ditambah lagi, Josua bilang, pasar stablecoin diproyeksikan tumbuh dari US$ 250 miliar ke US$ 2 triliun pada 2028.

“Sehingga, permintaan dolar AS akan bertambah signifikan, terutama dari nonresiden yang harus membeli dolar AS untuk berpartisipasi dalam ekosistem ini,” imbuhnya.

Dus, Josua melihat ketiga sentimen ini menopang dolar AS melalui jalur kebijakan moneter yang ketat, sentimen risiko global, serta permintaan struktural terhadap dolar AS dan obligasi pemerintah AS melalui aset kripto.

Selanjutnya: Ekonomi Kuartal II 2025 Tumbuh 5,12%, BI: Permintaan Domestik Kita Baik

Menarik Dibaca: 6 Manfaat Konsumsi Protein untuk Menurunkan Berat Badan secara Alami

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×