kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.910.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.284   -31,00   -0,19%
  • IDX 7.202   -28,44   -0,39%
  • KOMPAS100 1.051   -4,95   -0,47%
  • LQ45 808   -5,03   -0,62%
  • ISSI 232   0,03   0,01%
  • IDX30 420   -2,84   -0,67%
  • IDXHIDIV20 493   -3,64   -0,73%
  • IDX80 118   -0,23   -0,20%
  • IDXV30 121   0,82   0,69%
  • IDXQ30 135   -1,19   -0,87%

Sritex (SRIL) berencana terbitkan obligasi dolar senilai US$ 325 juta


Senin, 11 Januari 2021 / 16:21 WIB
Sritex (SRIL) berencana terbitkan obligasi dolar senilai US$ 325 juta
ILUSTRASI. Sri Rejeki Isman (SRIL) berencana menerbitkan surat utang baru dengan nilai pokok sebanyak-banyaknya US$ 325 juta.


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) berencana menerbitkan surat utang baru dengan nilai pokok sebanyak-banyaknya US$ 325 juta. Jumlah tersebut setara Rp 4,6 triliun bila dihitung menggunakan kurs tengah Bank Indonesia di level Rp 14.155 per dolar AS.

Presiden Direktur Sri Rejeki Isman Iwan Setiawan Lukminto menjelaskan surat utang senilai US$ 325 juta tersebut akan diterbitkan dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS). Surat utang akan ditawarkan kepada investor di luar wilayah negara Republik Indonesia, sehingga bukan termasuk kepada suatu penawaran umum di Indonesia. 

"Setelah surat utang diterbitkan dan ditawarkan, surat utang tersebut akan didaftarkan dan dikutip dalam daftar resmi dari SGX-ST," tulis Iwan dalam keterbukaan informasi, Senin (11/1). Surat utang tersebut akan dijamin oleh PT Sinar Pantja Djaja (SPD), PT Bitratex Industries (BIS) dan PT Primayudha Mandirijaya (PMJ) yang merupakan anak usaha SRIL. 

Baca Juga: Moody's pasang rating Sri Rejeki (SRIL) tetap di B1 dengan outlook negatif

Sebelumnya, pada 23 Desember 2020 lembaga pemeringkat Moody's menurunkan peringkat Sritex menjadi B1 dari sebelumnya Ba3. Moody's juga menurunkan peringkat surat utang senilai US$ 150 juta yang jatuh tempo pada 2024 dari Ba3 menjadi B1, dan surat utang senilai US$ 225 juta yang jatuh tempo pada 2025.

Penurunan tersebut mencerminkan melemahnya posisi likuiditas dan struktur utang Sritex, di tengah ketergantungan terhadap pendanaan jangka pendek untuk modal kerja dan operasional lainnya. Hal ini juga mencerminkan risiko pembiayaan kembali terkait pinjaman sindikasi Sritex senilai US$ 350 juta yang jatuh tempo pada Januari 2022. 

Baca Juga: Sritex (SRIL) Terus Memperkuat Pasar Ekspor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×