Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Agen penjual surat utang ritel berdenominasi rupiah alias Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI012, PT Reliance Securities sudah memperoleh permintaan instrumen tersebut hingga lebih dari 90%.
Managing Director Reliance Securities Jurgan Usman mengungkapkan, mereka sudah memperoleh permintaan minimal Rp 180 miliar dari alokasi jatah sebesar Rp 200 miliar.
“Sebanyak 65% permintaan berasal dari Jabodetabek. Sisanya di pulau Jawa dan luar Jawa,” tukasnya kepada KONTAN, Jumat (2/10).
Oleh karena itu, ia optimistis pekan depan, jatah ORI012 yang mereka peroleh dapat terpenuhi. Adapun masa penawaran instrumen surat utang ritel ini digelar mulai tanggal 21 September 2015 – 15 Oktober 2015.
Menurut Jurgan, sebagian investor cukup khawatir terhadap masa holding period ORI012 yang mencapai dua bulan. Padahal, masa holding period seri-seri lawas hanya satu bulan. “Banyak ketidakpastian global jadi menurut investor masa dua bulan ini agak riskan. Tapi tidak masalah karena dijamin pemerintah,” jelasnya. Apalagi investor bakal memperoleh kupon 9% per tahun (belum dipotong pajak) dari ORI012 ini.
Tanggal penjatahan ditetapkan pada 19 Oktober 2015. Sedangkan setelmen digelar pada 21 Oktober 2015. Instrumen tersebut jatuh tempo pada 15 Oktober 2018.
Para investor yang berminat dapat menghubungi 21 agen penjual yang tersebar di 27 kota seluruh Indonesia. Mulai dari pulau Sumatera, Jawa, hingga kawasan Indonesia Tengah dan Timur seperti Palu, Timika, Tahuna dan Sorong.
Agen penjual ORI012 terdiri dari Bank ANZ Indonesia, Bank Bukopin , Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, Citibank, N.A., Bank Danamon Indonesia, Bank DBS Indonesia, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, Bank Internasional Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank OCBC NISP, Bank Panin, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia, Standard Chartered Bank, Bank Tabungan Negara, Danareksa Sekuritas, Reliance Securities, Sucorinvest Central Gani serta Trimegah Securities.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News