kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Reliance Securitas: IHSG minim sentimen positif


Senin, 21 September 2015 / 08:15 WIB
Reliance Securitas: IHSG minim sentimen positif


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan cenderung tertekan mengawali pekan ini, Senin (21/9), lantaran minim sentimen positif. Sementara penundaan kenaikan suku bunga The Fed akan masih memberikan sentimen negatif tentang ketidakpastian global bagi investor.

Lanjar Nafi, Analis Reliance Securitas mengatakan sentimen pasar pekan ini cukup sepi. Fokus pasar yang menjadi fokus investor adalah survey indeks kinerja sektor manufaktur di seluruh dunia. "IHSG diprediksi hari ini masih akan bergerak mixed cenderung tertekan," kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN akhir pekan lalu.

Secara teknikal, lanjut Lanjar, IHSG kembali terkonsolidasi pada formasi wedges chart pattern dan tidak mampu break out resistance MA25. Pergerakan IHSG menurut indikator Stochastic masih cenderung ke arah negetif dengan momentum yang tidak begitu bergairah di area dekat oversold. Prediksinya, IHSG mengawali pekan ini akan bergerak di rentang 4.300-4.420.

Akhir pekan lalu, IHSG bergerak cukup bergairah hingga awal sesi II namun ditutup naik tipis +1.93 poin sebesar +0.04% dilevel 4380.32. Pelemahan sektor aneka industri menjadi penekan IHSG di akhir sesi perdagangan.

Lanjar mengatakan, minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan ketidakpastian gejolak ekonomi di global setelah The Fed memutuskan untuk menunda kenaikan suku bunga membuat investor melakukan profit taking pada akhir pekan lalu.

Menurutnya, permintaan dollar meningkatkan capital out flow dan aksi penyelamatan aset beresiko menjadi salah satu faktor utama depresiasinya rupiah terhadap USD. Investor asing pun kembali mencatatkan net sell sebesar Rp 464,03 miliar.

Bursa Asia ditutup mixed dengan pelemahan dipimpin oleh indeks saham di Jepang pasca di downgradenya rating surat hutang Jepang. Sedangkan indeks saham china dan regional lain naik terbatas. "The Fed kembali memperpanjang kekhawatiran dan ketidakpastian akan suku bunga Amerika dan akan membuat investor wait n see lebih lama." terang Lanjar.

Demikian juga dengan bursa Eropa dibuka turun karena The Fed memutuskan menahan kenaikan suku bunga sehingga memicu kekhawatiran lebih panjang mengenai pertumbuhan dan dampak dari kebijakan tersebut di global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×