Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diperkirakan akan bergerak konsolidasi cenderung tertekan di tengah penantian data GDP Amerika Serikat (AS) di akhir pekan yang akan menjadi acuan perhitungan suku bunga The Fed.
Pada perdagangan Rabu lalu (23/9), IHSG ditutup mengikuti bursa Asia turun cukup dalam -99.62 poin sebesar -2.29% di level 4244.43. Hanya sektor pertambangan yang bertahan di zona positif.
Lanjar Nafi, Analis Reliance Securitas mengatakan Investor cenderung memperhatikan sentimen dari regional di akhir bulan di saat minimnya sentimen dalam negeri.
Mata uang Rupiah terus terdepresiasi hingga di level 14650 membuat aksi net sell asing kembali tak terbendung sebesar 690.42 Miliar rupiah pada perdagangan hari ini. "Investor cenderung khawatir dan menyelamatkan asetnya di saat Indonesia libur Kamis kemarin," kata LAnjar dalam riset yang diterima KONTAN.
Bursa saham di Asia pada Rabu lalu ditutup mayoritas anjlok dipimpin oleh Indeks saham di China pasca rilisnya data survey Manufakturing PMI yang melambat hingga terendah 6 tahun terakhir berkontraksi dengan ekspetasi. Menurut Lanjar, Investor semakin khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Sementara bursa Eropa dibuka mengalami rebound bersamaan harga komoditas setelah kemarin lebih dulu merespon survey PMI di China sempat tertekan. Namun Obligasi jatuh di tengah tanda-tanda perekonomian zona Eropa mulai membaik.
Lanjar mengatakan, sentimen selanjutnya di Akhir pekan yang dinanti-nanti investor adalah data GDP Amerika yang akan menjadi acuan perhitungan suku bunga The Fed.
Secara teknikal IHSG terkonfirmasi break out lower bound Triangle dengan open gap down. Indikator Stochastic bergerak tertekan dengan momentum RSI yang berbalik bearish. Prediksi Lanjar, IHSG akan masih akan bergerak terkonsolidasi tertekan dengan range pergerakan 4.175-4.270.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News