Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Namun pada kenyataannya, kini harga daging ayam dan telur sudah melewati harga yang ditetapkan sehingga akan lebih menguntungkan bagi emiten poultry dan justru memberatkan masyarakat.
Apalagi saat ini belum ada lagi kelanjutan apakah ada revisi terkait aturan tersebut mengingat harga ayam dan daging di tingkat produsen telah melewati batas yang telah ditetapkan.
Terpenting, tentu saja, investor juga harus cermat melihat perkembangan terbaru baik isu politik ekonomi. Annisa menyarankan agar investor sebaiknya lebih bijak menanggapi isu-isu perkembangan harga hingga persediaan komoditas pangan di tengah tahun politik, tak terkecuali isu kebijakan pemerintah dalam sektor tersebut.
Kata Anissa, untuk jangka pendek hingga jangka panjang saham-saham poultry kini tengah masih menarik salah satunya JPFA.
Apalagi dengan banyaknya sentiment positif yang ada di tahun ini, dan untuk jangka panjang sendiri, seiring dengan terus di tingkatnya berbagai infrastruktur di Indonesia akan membuat ekonomi Indonesia terus membaik.
"Dan hal tersebut dapat menjadi katalis positif bagi emiten ke depannya, terlebih konsumsi daging dalam negeri sendiri masih sedikit dibandingkan dengan negara lain," katanya.
Terakhir, investor perlu memperhatikan apakah ada kebijakan yang berubah dari kebijakan yang sudah diterapkan saat ini mengingat harga ayam yang masih tinggi dan diperkirakan permintaan juga akan terus meningkat. (Sanusi)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Harga Telur dan Daging Naik, Investor Bisa Koleksi Emiten Poultry
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News