Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat masyarakat terhadap reksadana syariah meningkat hingga pertengahan tahun ini.
Berdasarkan data Infovesta per Juli 2025, unit penyertaan reksadana syariah mencapai 43,69 miliar unit atau melonjak 24,96% secara tahunan dan 22,26% secara year-to-date (ytd).
Pertumbuhan unit penyertaan reksadana syariah ini lebih tinggi dari industri reksadana nasional yang tercatat 7,21% secara tahunan.
Direktur Eastspring Investments Indonesia, Liew Kong Qian melihat, saat ini pasar reksadana syariah makin relevan. “Hal ini didorong perkembangan pasar dan kehadiran sejumlah pemain baru yang fokus di segmen syariah,” katanya kepada Kontan di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Baca Juga: Eastspring Indonesia Luncurkan Produk Reksadana Syariah Baru
Menurut Qian, permintaan investor syariah akan terus berlanjut seiring perkembangan pasar. Ia memproyeksikan, prospek positif reksadana syariah tak hanya terbatas hingga akhir tahun ini, tetapi juga mampu berkembang hingga tahun depan.
Dalam memilih instrumen reksadana syariah, Direktur Utama STAR Asset Management, Hanif Mantiq mencermati, investor syariah di Tanah Air masih memilih untuk lebih berhati-hati dalam menempatkan dana investasinya.
“Ini terlihat dari pertumbuhan reksadana dengan kelas aset konservatif, seperti reksadana syariah pendapatan tetap, dan reksadana syariah pasar uang,” katanya kepada Kontan, Rabu (20/8/2025).
Baca Juga: BCA & BNP Paribas AM Hadirkan Reksa Dana Syariah Indeks Offshore Pertama di BCA
Sebaliknya, kelas aset yang lebih agresif seperti reksadana syariah saham masih cukup tertekan.
Senada, menyadari hal ini, Qian mengatakan pihaknya tidak meluncurkan stand alone equity fund (reksadana saham murni). “Karena berdasarkan pengalaman 10 tahun terakhir, pasar saham terlalu volatil dan return-nya kurang konsisten,” lanjutnya.
Sampai akhir 2025, Hanif mengatakan dana kelolaan reksadana syariah masih akan tumbuh, dengan ditopang pertumbuhan pada reksadana pendapatan tetap syariah dan pasar uang syariah.
Proyeksi Hanif, hingga akhir tahun, reksadana pasar uang syariah memiliki potensi return cenderung stabil di kisaran 3,5% -5%. Sementara itu, reksadana pendapatan tetap syariah bisa mencatatkan return rata-rata di rentang 5,5% -7,5%.
Sedangkan reksadana saham syariah, menurut Hanif, merupakan segmen dengan potensi return tertinggi tetapi diiringi dengan risiko besar.
“Maka proyeksi rata-rata untuk reksadana saham syariah bisa berada di kisaran 5% - 9%,” tandasnya.
Baca Juga: Reksadana Saham Syariah Masih Berpotensi Menghijau, Ini Katalis Pendorongnya
Selanjutnya: Keluarga Kaya di Asia Menambah Investasi di Kripto
Menarik Dibaca: Ramai Pembicaraan tentang Tes DNA, Yuk Ketahui Prosedur Tes DNA Berikut Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News