kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana syariah jadi pilihan unggul selama pandemi


Rabu, 18 November 2020 / 20:14 WIB
Reksadana syariah jadi pilihan unggul selama pandemi
ILUSTRASI. Reksadana syariah pendapatan tetap jadi produk yang paling laris sepanjang 2020.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana syariah pendapatan tetap jadi produk yang paling laris sepanjang 2020, di antara produk syariah lainnya di tanah air. Tren kenaikan tersebut diprediksi masih akan berlanjut di tahun depan seiring dengan harapan pemulihan ekonomi yang lebih baik. 

Berdasarkan data Infovesta Utama, secara year to date (ytd) per Rabu (17/11) Infovesta Sharia Fixed Income Fund Index mencatatkan kenaikan paling tinggi yakni 7,86%, disusul Infovesta Sharia Bond Index yang naik 6,79%, dan Infovesta Sharia Money Market Fund yang naik 4,25%. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, tahun ini kinerja reksadana syariah tidak berbeda jauh dengan reksadana konvensional. Prediksi dia, tren atau prospek reksadana syariah di tahun depan juga masih akan searah dengan reksadana konvensional. 

"Kalau sebelumnya syariah tertinggal jauh kan karena belum banyak bank syariah, tapi sekarang sudah banyak dan membantu kinerja syariah seimbang dengan konvensional," kata Wawan kepada Kontan.co.id, Rabu (18/11). 

Baca Juga: Manulife Aset Manajemen (MAMI) gandeng Raiz dorong reksadana syariah

Wawan menjelaskan, selama ini kinerja pasar keuangan reksadana syariah lebih banyak didukung oleh sektor konsumsi dan pertambangan. Dengan hadirnya bank-bank syariah turut menopang kinerja industri ke depan, apalagi jika berkaca pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kontribusi industri perbankan mencapai 40% terhadap pergerakan indeks. 

Dalam enam bulan terakhir Wawan mengungkapkan kinerja reksadana syariah sudah mengalami rebound, sama halnya dengan reksadana konvensional. Bahkan, secara ytd reksadana pendapatan tetap syariah tumbuh lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap konvensional. 

Baca Juga: Sukuk ritel menjadi pilihan investasi syariah aman nan menguntungkan

Untuk tahun depan, Wawan merekomendasikan investor untuk menempatkan 50% asetnya pada reksadana pendapatan tetap syariah, 30% pada reksadana saham syariah dan sisanya berupa cash atau reksadana pasar uang syariah. 

Wawan memprediksi ada tiga sentimen yang bakal menopang prospek reksadana syariah tahun depan. Pertama, sentimen terkait penemuan vaksin Covid-19 yang diharapkan bisa mengembalikan aktivitas ekonomi. 

Kedua, prospek kinerja sektor consumer goods dan pertambangan khususnya nikel di tahun depan diharapkan bisa mendorong kinerja reksadana syariah lebih baik di tahun depan. "Itu bisa jadi tumpuan tahun depan, di saat prospek harga emas tidak akan sebaik tahun ini, karena emas baru akan naik saat krisis," kata Wawan.

Sentimen ketiga yang bakal jadi pendukung prospek reksadana syariah yakni upaya sosialisasi baik dari regulator maupun pelaku industri kepada masyarakat. Untuk diversifikasi, reksadana syariah dinilai Wawan bisa jadi pilihan yang tepat, apalagi sebagai pembeda investasi saham dengan reksadana syariah cukup menarik. 

Baca Juga: Targetkan kuasai pasar halal dunia, Wapres siapkan 5 strategi

"Umumnya reksadana syariah berbasis pada sukuk, dimana dari sisi risiko aset sukuk memiliki jaminan khususnya sukuk ijarah. Sehingga jika hal terburuk terjadi, maka sukuk masih memiliki jaminan untuk melindungi aset investor," jelas Wawan.

Dengan begitu, Wawan menilai produk reksadana syariah masih jadi produk pilihan dan menarik selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: Ramai aksi korporasi bank syariah, bisa tingkatkan market share secara signifikan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×