Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Untuk tahun depan, Wawan merekomendasikan investor untuk menempatkan 50% asetnya pada reksadana pendapatan tetap syariah, 30% pada reksadana saham syariah dan sisanya berupa cash atau reksadana pasar uang syariah.
Wawan memprediksi ada tiga sentimen yang bakal menopang prospek reksadana syariah tahun depan. Pertama, sentimen terkait penemuan vaksin Covid-19 yang diharapkan bisa mengembalikan aktivitas ekonomi.
Kedua, prospek kinerja sektor consumer goods dan pertambangan khususnya nikel di tahun depan diharapkan bisa mendorong kinerja reksadana syariah lebih baik di tahun depan. "Itu bisa jadi tumpuan tahun depan, di saat prospek harga emas tidak akan sebaik tahun ini, karena emas baru akan naik saat krisis," kata Wawan.
Sentimen ketiga yang bakal jadi pendukung prospek reksadana syariah yakni upaya sosialisasi baik dari regulator maupun pelaku industri kepada masyarakat. Untuk diversifikasi, reksadana syariah dinilai Wawan bisa jadi pilihan yang tepat, apalagi sebagai pembeda investasi saham dengan reksadana syariah cukup menarik.
Baca Juga: Targetkan kuasai pasar halal dunia, Wapres siapkan 5 strategi
"Umumnya reksadana syariah berbasis pada sukuk, dimana dari sisi risiko aset sukuk memiliki jaminan khususnya sukuk ijarah. Sehingga jika hal terburuk terjadi, maka sukuk masih memiliki jaminan untuk melindungi aset investor," jelas Wawan.
Dengan begitu, Wawan menilai produk reksadana syariah masih jadi produk pilihan dan menarik selama pandemi Covid-19.
Baca Juga: Ramai aksi korporasi bank syariah, bisa tingkatkan market share secara signifikan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News