Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Reksadana syariah terkenal memiliki aset dasar terbatas. Namun, dari jenis campuran, produk reksadana syariah bisa berinvestasi di saham maupun surat utang dengan tujuan diversifikasi portofolio yang dapat diperluas.
PT Danareksa Investment Management (DIM) memiliki reksadana campuran syariah dengan tingkat diversifikasi portofolio tinggi dengan tetap berlandaskan pada syariah islam. Produk tersebut bernama Danareksa Syariah Berimbang yang meluncur 1 Desember 2000.
Per 20 Maret 2015, total Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan (NAB/UP) Danareksa Syariah Berimbang Rp 5.753,23. Sejak terbit, produk ini telah memberi imbal hasil 475,32%. Pencapaian imbal hasil tersebut tak lepas dari strategi portofolio yang fleksibel mengikuti perkembangan pasar.
Direktur Utama DIM, Prihatmo Hari mengatakan, porsi masing-masing efek surat utang dan saham pada produk ini memiliki besaran yang sama, yakni 25%-75% dari total dana kelolaan.
DIM akan melihat efek mana yang lebih prospektif untuk dijadikan mayoritas aset dasar. Saat ini, porsi efek saham pada Danareksa Syariah Berimbang mencapai 67,23% dari total dana kelolaan per akhir Februari.
Menurut Hari, ini tak lepas dari prospek kondisi pasar saham yang relatif positif pada tahun ini. "Efek saham memiliki ekspektasi pertumbuhan earning growth 12%-13%, sementara bond market 8%-10%. Sehingga menurut pandangan kami, strategi kami masih akan overweight pada efek saham," ujar Hari.
Pilihan saham maupun surat utang merupakan efek yang masuk ke Daftar Efek Syariah (DES). Saat ini, aset dasar efek saham mayoritas berasal dari sektor properti dan infrastruktur.
Hari yakin, dua sektor tersebut mempunyai potensi pertumbuhan pendapatan 30% pada tahun ini. Danareksa Syariah Berimbang juga mengoleksi saham sektor barang konsumsi. "Ekspektasi pertumbuhan sektor konsumer juga diprediksi meningkat dibanding tahun lalu. Ini masih didorong oleh pertumbuhan konsumsi domestik," ujar Hari.
Pada alokasi surat utang, Danareksa Syariah Berimbang mengoleksi sukuk korporasi dengan rata-rata peringkat utang AA+ bertenor satu tahun hingga lima tahun. Pilihan peringkat utang yang tinggi karena mengurangi risiko gagal bayar dan sukuk jenis ini dipandang lebih likuid di pasar sekunder.
Dengan strategi portofolio tersebut, Hari menargetkan, imbal hasil tahunan produk ini bisa mengantongi 11%-13% di akhir 2015. Per akhir Februari 2015, total dana kelolaan Danareksa Syariah Berimbang Rp 120,17 miliar.
Hari menargetkan, jumlah tersebut kurang lebih bisa menjadi Rp 250 miliar per akhir tahun 2015. Danareksa Syariah Berimbang memasang minimum investasi Rp 100.000. Investor dikenakan biaya pembelian unit penyertaan sebesar 1%, penjualan kembali 0,5% dan biaya manajemen sebesar 1,5% per tahun.
Analis Infovesta Utama Viliawati mengatakan, secara umum penempatan portofolio Danareksa Syariah Berimbang 67% di efek saham berpotensi menyebabkan pergerakan reksadana cukup agresif.
Tapi, adanya porsi penempatan pada pasar uang yang cukup signifikan (di atas 20%) diharapkan mengurangi fluktuasi reksadana pada saat koreksi. Serta lebih fleksibilitas bagi manajer investasi sewaktu-waktu menambah porsi pada efek saham atau obligasi. "Namun, penempatan portofolio relatif besar pada efek pasar uang menahan potensi return khususnya pada saat bursa saham atau obligasi naik secara signifikan," ujar Vilia.
Infovesta memprediksi, imbal hasil tahunan reksadana campuran tahun ini antara 9%-11%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News