kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Reksadana dollar rawan


Jumat, 13 Maret 2015 / 07:49 WIB
Reksadana dollar rawan
ILUSTRASI. Cek Daftar Harga Motor Bekas Yamaha Aerox Lawas, Kini mulai Rp 15 Jutaan


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA.  Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) bisa berimbas negatif pada  kinerja reksadana dollar AS. Investor bisa mengatur strategi sesuai kebutuhan dalam menghadapi pelemahan rupiah.

Sejatinya, saat rupiah keok, reksadana dollar AS yang kinerjanya bisa tergerus apabila mayoritas aset dasar berdenominasi rupiah. Sedang, kinerja reksadana yang mayoritas asetnya berdenominasi dollar AS, seperti obligasi INDON dan deposito dollar AS, masih cukup baik.

Analis Infovesta Utama Viliawati menilai, secara umum reksadana saham dan campuran dollar AS paling terkena dampak negatif pelemahan rupiah. Reksadana ini menyimpan aset dasar berupa saham berdenominasi rupiah. 

Di sisi lain, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, Anil Kumar mengatakan, jenis reksadana pendapatan tetap dollar AS paling tidak terpengaruh ketika rupiah melemah. Soalnya, reksadana jenis ini bisa menempatkan 80% dana kelolaan pada  Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi dollar AS. Jadi, nilai investasinya tidak akan tergerus risiko nilai tukar.

Buktinya, reksadana pendapatan tetap kelolaan Ashmore AM, yaitu Dana USD Nusantara masih mencatatkan return 1,84% year to date per 11 Maret 2015. Menurut Anil, obligasi pemerintah berdenominasi USD lebih banyak dipengaruhi pergerakan dan ekspektasi obligasi Amerika Serikat, US Treasury dan risiko negara Indonesia. 

PT Panin Asset Management (PAM) juga memiliki reksadana pendapatan tetap dollar AS bertajuk Panin Dana US Dollar. Menurut Direktur PAM Ridwan Soetedja, saat ini, 73% dana kelolaan produk  tersebut ditempatkan pada SUN dollar AS, seperti INDON 18 dan INDON 44. Lalu, 15%  pada efek saham domestik.

Reksadana ini juga masih meraih kinerja positif secara year to date yaitu 0,61%.

Sesuaikan strategi

Ridwan mengklaim, sejauh ini belum ada kepanikan investor Panin Dana US Dollar, menyusul pelemahan rupiah. Indikasinya,  nilai redemption maupun subscription masih dalam batas wajar. 

Viliawati menyarankan, investor reksadana dollar AS menyusun strategi sesuai target. Jika investor yakin, pelemahan nilai tukar rupiah masih berlanjut, bisa masuk ke reksadana yang mayoritas asetnya dalam dollar AS. "Jadi investor bisa menikmati hasil investasi berupa selisih kurs saat rupiah loyo," saran Viliawati.

Sementara, investor yang memegang dollar AS, tapi membutuhkan hasil investasi berupa rupiah, sebaiknya saat ini tidak masuk ke reksadana dollar AS. "Tunggu rupiah stabil di bawah Rp 13.000 per dollar AS," imbuh Ridwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×