Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dalam pengelolaan produk reksadana pendapatan tetap, Panin AM pun membaginya ke dalam empat portofolio. Untuk Panin Dana Gebyar Indonesia II seluruhnya di taruh pada obligasi pemerintah.
Sementara untuk Panin Dana Utama Plus 2 memiliki porsi 30%-50% berupa obligasi korporasi. Sedangkan pada Panin Dana Pendapatan Berkala lebih banyak atau setara 50%-70% ada di obligasi korporasi. Dan terakhir minimal 90% di surat utang korporasi untuk Panin Dana Pendapatan Utama.
“Kombinasi jadi kunci yang penting, Sebab, kenaikan obligasi pemerintah terkadang bisa tinggi namun diiringi dengan koreksi yang tinggi juga. Oleh sebab itu, kombinasi dengan obligasi korporasi berfungsi menstabilkan jikalau terjadi koreksi yang tinggi,” jelas dia.
Baca Juga: Obligasi korporasi bukukan return tertinggi sepanjang tahun 2019
Sedangkan Yulius menerangkan Batavia Prosperindo mengedepankan prinsip kehati-hatian di mana fundamental underlying merupakan hal yang paling utama dalam mengelola dana investasi. Sehingga itu, Batavia Prosperindo juga memadukan konsep top down dan bottom up sembari melihat kondisi global, regional, dan di Indonesia sebelum menentukan sektor dan perusahaan yang paling diuntungkan.
Menyambut 2020, Rudiyanto menilai reksadana pendapatan tetap masih bisa mendominasi kinerja industri reksadana. Sentimen utama masih datang dari suku bunga serta adanya kemungkinan kembali turunnya suku bunga acuan baik di pasar global maupun domestik.
“Masih mungkin turun, tapi frekuensi dan persentasenya tidak sebaik 2019. Jadi tetap positif, namun lebih kecil dibanding 2019. Kalau 2019 kan 10%, tahun ini mungkin di kisaran 7%-9%,” tambah Rudiyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News