Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi mengungkapkan bahwa produk ETF kelolaan mereka sebenarnya belum terlalu besar. Secara umum, produk-produk reksadana ETF memang belum banyak dikenal karena kegiatan di pasar sekunder belum terlalu jalan.
“Dealer Partisipan juga belum banyak, walaupun mulai bertambah,” imbuh Eri kepada Kontan.co.id, Kamis (15/6).
Eri melihat reksadana ETF sejauh ini lebih banyak dibeli oleh institusi ketimbang investor ritel. Salah satu alasannya kemungkinan investor lebih senang memilih langsung terhadap saham tertentu.
Selain itu, selisih (spread) di pasar sekunder tidak cukup bagus. Hal ini yang dinilai menyebabkan pasar primer lebih besar nominal kepemilikannya reksadana ETF.
Baca Juga: Indeks Ramah Lingkungan Lampaui IHSG, Intip Rekomendasi Sahamnya
Nico mengatakan, belum begitu banyak pihak yang sadar terhadap potensi kelas aset reksadana ETF. Investor kebanyakan dari pihak institusi, sedangkan pihak ritel masih sedikit sekali.
“Produk reksadana ETF bisa menjadi salah satu alternatif investasi yang bisa dimiliki juga,” ujar Nico.
Kendati demikian, Nico meyakini peluang bagi reksadana ETF masih besar sekali. Dengan catatan, reksadana ETF dapat ditunjang dengan beberapa strategi untuk lebih membuat investor tertarik. Misalnya, sosialisasi ataupun kerja sama antara Manajer Investasi (MI) dengan regulator untuk semakin banyak menerbitkan produk baru.
“Dengan demikian, suplai dapat meningkat dan pilihan investor juga semakin beragam,” ungkap Nico.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News