kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Indeks Ramah Lingkungan Lampaui IHSG, Intip Rekomendasi Sahamnya


Jumat, 12 Mei 2023 / 06:15 WIB
Indeks Ramah Lingkungan Lampaui IHSG, Intip Rekomendasi Sahamnya


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham berlabel "hijau" melaju dengan stabil di zona hijau. Indeks ini melesat di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih berkutat di zona merah, melemah 1,38% secara year to date (YtD) hingga Kamis (11/5).

Indeks SRI-KEHATI mampu memimpin dengan penguatan 3,06% sejak awal tahun, tertinggi di antara indeks saham lain di Bursa Efek Indonesia (BEI). IDX LQ45 Low Carbon Leaders membuntuti dengan return positif 2,81%.

ESG Quality 45 IDX KEHATI menguat 2,01% sejak awal tahun. Sedangkan IDX ESG Leaders naik 1,27%. ESG Sector Leaders IDX KEHATI menguat 1,09%.

Praska Putrantyo, CEO Edvisor.id, mengatakan bahwa saham-saham yang masuk dalam kategori "hijau" dan memperhatikan environmental, social, governance (ESG) semakin diminati oleh investor. Praska melihat bahwa minat terhadap saham yang berfokus pada ESG juga tinggi di kalangan manajer investasi. Hal ini terlihat dari pertumbuhan produk reksadana indeks dan exchange traded fund (ETF) yang berbasis ESG.

"Melesatnya saham-saham berkapitalisasi besar dalam indeks berlabel "hijau" juga ditopang oleh kinerja emiten yang positif di kuartal I-2023, sehingga menambah optimisme pasar," kata Praska kepada Kontan.co.id, Kamis (11/5).

Baca Juga: Wall Street Melemah di Awal Perdagangan Kamis (11/5), Ini Sebabnya

Rendy Wijaya, Fund Manager dari Syailendra Capital, mengatakan bahwa saham-saham yang termasuk dalam kategori "hijau" cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih stabil dan defensif. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang cenderung tidak stabil, sehingga membuat investor lebih memilih investasi yang defensif.

"Hal ini menjadi katalis bagi saham-saham berlabel "hijau". Dari segi valuasi, saham-sahamnya pun umumnya memiliki valuasi relatif wajar sejalan dengan ekspektasi tingkat pertumbuhan yang cenderung stabil," ungkap Rendy.

Dalam tiga hingga lima tahun terakhir, Rendy melihat bahwa topik terkait ESG juga semakin banyak dibicarakan oleh investor. ESG menjadi salah satu pertimbangan investor global dalam melakukan investasi pada perusahaan tertentu.

Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, menambahkan bahwa saat ini green investment menjadi pilihan dari sejumlah fund manager lokal maupun asing. Salah satu keunggulan investasi ini adalah unsur keberlanjutan yang relatif lebih solid.

"Ke depannya, green investment kemungkinan akan semakin ramai. Negara-negara di dunia juga cenderung mengarah pada net zero emission yang berpotensi mempercepat adopsi investasi berbasis ESG, termasuk di Indonesia," imbuh Valdy.

Baca Juga: Bergerak Liar, Bursa Efek Indonesia (BEI) Kaji Penetapan Batas Harga Waran

Investasi Jangka Pendek-Panjang

Dalam investasi jangka panjang, saham-saham berlabel "hijau" yang berfokus pada aspek keberlanjutan dianggap cocok menurut ketiga analis. Saham-saham ini cenderung memiliki pertumbuhan yang stabil dan volatilitas rendah. 

Hanya saja, Praska punya catatan. "Investor tetap perlu mencermati saham emiten yang memiliki prospek bisnis potensial, berfundamental apik dan valuasi yang relatif masih murah," kata Praska.

Head of Retail Marketing & Product Development Division Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi juga melihat saham-saham berlabel "hijau" layak sebagai pilihan investasi jangka pendek hingga menengah. Hal ini dikarenakan pergerakan saham berlabel "hijau" dapat didorong oleh rencana bisnis perusahaan dan kebijakan pemerintah. 

Apalagi realisasi aspek ESG memerlukan waktu. Oleh karena itu, pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum saat saham-saham "hijau" terpapar sentimen positif.

"Arah kebijakan pemerintah untuk mencapai zero emission akan menjadi angin segar bagi emiten yang menggarap bisnis hijau. Hal ini menjadi katalis positif bagi perkembangan perusahaan ke depan," kata Reza.

Reza pun menjagokan saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Praska merekomendasikan ASII, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Sedangkan Valdy memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×