kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Rekomendasi Saham Pilihan dan Arah IHSG di Tengah Pekan FOMC The Fed


Minggu, 19 Maret 2023 / 15:21 WIB
Rekomendasi Saham Pilihan dan Arah IHSG di Tengah Pekan FOMC The Fed
Rekomendasi Saham Pilihan dan Arah IHSG di Tengah Pekan FOMC The Fed


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pasar saham terombang-ambing sentimen eksternal. Meski mampu ditutup menguat 1,71% ke posisi 6.678,23 pada Jumat (17/3), tapi secara kumulatif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,29% sepanjang pekan lalu.

Fluktuasi pasar saham ditaksir bakal berlanjut dalam sepekan ke depan, merespons kebijakan suku bunga The Fed. Bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) pada tengah pekan nanti, 21 Maret - 22 Maret 2023.

Financial Expert Ajaib Sekuritas Asia, Chisty Maryani, memperkirakan kenaikan suku bunga acuan The Fed pada FOMC bulan ini akan lebih moderat dibandingkan lonjakan pada tahun lalu. Chisty memproyeksikan The Fed akan mengerek suku bunga acuan sebanyak 25 basis points (bps) ke posisi 4,75% - 5%.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Technical Rebound pada Senin (20/3), Cek Saham Rekomendasi Analis

"Ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed ini akan positif jika kenaikan sesuai konsensus yaitu 25 bps. Optimisme juga akan terasa oleh para pelaku pasar karena kenaikan suku bunga di AS sejauh ini dinilai mampu meredam inflasi," ujar Chisty kepada Kontan.co.id, Minggu (19/3).

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo punya proyeksi yang sama, The Fed akan mendongkrak suku bunga cuan sebesar 25 bps. Sejumlah kondisi ekonomi di Negeri Paman Sam bakal menjadi pertimbangan The Fed.

Pertama, inflasi tahunan yang mulai melambat. Meski masih di atas target, tapi inflasi AS sudah ada di level 6% pada Februari 2023. Kedua, kondisi sektor perbankan AS yang sedang bergejolak pasca ambruknya sejumlah bank seperti Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate, dan Signature.

Meski sudah ada penanganan, tapi kolaps sejumlah bank di AS membawa sentimen buruk terhadap industri keuangan, seperti masalah Credit Suisse.

Ketiga, The Fed juga mempertimbangkan kondisi pasar tenaga kerja AS yang masih cukup baik menopang kenaikan suku bunga acuan, dengan besaran yang terbatas di 25 bps.

Respons pasar bakal berbeda jika The Fed mengerek suku bunga di atas ekspektasi. Chisty melihat jika pada FOMC nanti terjadi lonjakan sebanyak 50 bps, maka pasar berpeluang besar merespons secara negatif.

Dampak dari kebijakan moneter The Fed yang sangat ketat memicu kekhawatiran pasar akan potensi melambatnya ekonomi AS di tengah gejolak pasar. "Tercermin dari terjadinya masalah likuiditas di beberapa perbankan AS akibat kenaikan suku bunga acuan yang sangat ketat," imbuh Chisty.

Baca Juga: Pertemuan The Fed Akan Jadi Penggerak IHSG

Sementara itu, Investment Specialist Syailendra Capital, Gelbi Amoretta, punya analisa berbeda. Dia memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps ke level 5% pada tahun ini.

Namun mempertimbangkan dinamika saat ini, Gelbi melihat peluang yang cukup besar The Fed baru akan mengerek suku bunga pada pertemuan Mei nanti. Sedangkan dalam FOMC bulan ini, Gelbi berekspektasi The Fed bakal menahan suku bunga pada level yang sama.

"Apabila kebijakan The Fed tidak sesuai dengan ekspektasi, bisa menjadi kabar buruk bagi kelas aset berisiko dan bisa membuat IHSG lanjut terkoreksi," imbuh Gelbi.

Arah IHSG dan Rekomendasi Saham

Gelbi melanjutkan, kebijakan suku bunga acuan The Fed memang menjadi katalis yang mesti diperhatikan pelaku pasar. Selain itu, pada pekan depan para investor juga perlu menelaah kelanjutan dari efek pailit tiga bank di AS (SVB, Silvergate, dan Signature).

Jika terjadi kekurangan likuiditas global, dolar AS dapat terapresiasi terhadap semua mata uang, termasuk rupiah.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×