Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russell mengocok FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific pada bulan ini. Tapi, masuknya saham-saham domestik ke indeks FTSE belum terlalu berpengaruh pada pergerakan harga.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) masuk sebagai konstituen large cap. Sedangkan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang sebelumnya mengisi posisi large cap, turun kelas ke mid cap.
Selanjutnya, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) masuk sebagai konstituen kategori small cap. ESSA menggantikan posisi PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang turun kasta ke kelas micro cap.
Kemudian, ada beberapa yang mengisi kelas micro cap yaitu PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON), PT Modernland Realty Tbk (MDLN). PT Paninvest Tbk (PNIN), PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP), dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).
Baca Juga: Wall Street Turun di Tengah Tekanan Saham Bank Regional AS
Sementara, ada lima saham yang keluar dari indeks FTSE kategori micro cap. Mereka adalah PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT).
Perombakan konstituen FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific ini berdasar semi-annual review. Penghuni baru indeks ini berlaku efektif setelah penutupan perdagangan Jumat (17/3) atau pada awal perdagangan Senin (20/3).
Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan, indeks FTSE menjadi salah satu indeks bergengsi, sehingga emiten yang masuk ke indeks FTSE ini akan mendapatkan katalis positif secara jangka pendek.
Sedangkan untuk jangka panjang, Nico mengatakan perlu melihat lagi perubahan indeks FTSE pada periode selanjutnya. Jika emiten tersebut masih bertahan bisa jadi sentimen positif, tetapi jika sebaliknya akan menjadi sentimen negatif.
"Proses penilaian indeks FTSE memperhatikan ketentuan free float di atas 5%, kemudian dari sisi likuiditas aktif atau tidak ditransaksikan dalam 60 hari terakhir," terangnya kepada Kontan.co.id, Jumat (17/3).
Baca Juga: Simak Prospek Emiten Sektor Transportasi dan Logistik Jelang Lebaran
Nico mengatakan sebaiknya investor memperhatikan fundamental emiten, prospek bisnis, dan secara valuasi atau teknikal apakah sedang undervalued atau justru lagi masuk area jenuh beli sebelum masuk ke saham-saham ini.
Sementara, Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan ada sentimen positif bagi saham-saham yang masuk FTSE. Dalam jangka panjang, emiten yang masuk indeks FTSE akan mendapat sentimen positif karena investor asing akan melakukan rebalancing mengikuti indeks. Sehingga harga saham berpotensi naik.
Jono mengatakan investor dapat memperhatikan kinerja dan potensi dari emiten masing-masing yang masuk indeks tersebut.
Baca Juga: IHSG Ambles 1,29% Dalam Sepekan, Tertekan Sentimen Runtuhnya SVB
Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono menilai, cukup sulit melihat dampak dan efek emiten yang masuk ke indeks FTSE karena sentimennya hanya sesaat. Bisa saja di take out pada rebalancing berikutnya.
Agus menyarankan sebaiknya investor melihat ke faktor fundemantal emiten bukan soal index inclusion. Investor juga tetap perlu berhati-hati untuk memilih saham-saham tersebut.
Nico merekomendasikan dari beberapa emiten yang masuk dalam daftar tersebut memilih MDKA dengan target resistance terdekat Rp 4.280 kemudian jika tembus bisa menuju Rp 4.570.
Di antara saham yang masuk, Jono merekomendasikan saham MDKA dengan target harga Rp 4.300, karena memiliki potensi dari ekosistem kendaraan listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News